kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Proyek prioritas nasional masih terjegal kendala


Kamis, 14 Desember 2017 / 17:31 WIB
Proyek prioritas nasional masih terjegal kendala


Reporter: Agus Triyono | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaksanaan 37 proyek prioritas nasional masih belum semulus harapan. Untuk kilang, walau 2015 lalu Presiden Jokowi sudah mengeluarkan Perpres No. 146 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan Pembangunan dan Pengembangan Kilang Minyak di Dalam Negeri, pembangunan kilang belum sesuai harapan.

Untuk Kilang Minyak Tuban, Montty Girianna, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Kementerian Koordinator Perekonomian mengatakan, masih terganjal masalah lahan. Walaupun sejatinya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sudah memberi izin pemanfaatan lahan untuk pembangunan kilang tersebut, tapi belum cukup.

"Punya LHK 300 hektare, ada tukar menukar lagi 600 hektare, ini sedang dibereskan," katanya kepada Kontan.co.id pekan ini.

Untuk Kilang Bontang, sampai saat ini pembangunan juga belum menunjukkan arah yang menggembirakan. Walaupun skema pembangunan proyek bernilai hampir Rp 200 triliun tersebut diubah dari kerjasama pemerintah dengan badan usaha menjadi penugasan ke Pertamina, sampai saat ini proyek tersebut juga belum jalan.

Pertamina sampai saat ini masih mencari partner untuk mengerjakan proyek tersebut. Wahyu Utomo, Deputi Bidang Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Perekonomian mengatakan, selain kilang, masalah juga masih terjadi pembangunan tol. Untuk Tol Yogyakarta- Bawen, proyek sepanjang 70 km tersebut masih terganjal lahan karena masalah trase yang belum disepakati.

"Masalah trase ini Senin depan akan kami sampaikan ke Gubernur DIY dan Jawa Tengah," katanya.

Sementara itu untuk Proyek Kereta Kalimantan Timur, Rainier Hariyanto, Direktur Program Komite Percepatan Pembangunan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) mengatakan, sempat terkendala klarifikasi perjanjian dan peraturan, PP No. 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian yang menyulitkan swasta masuk ke dalam proyek tersebut. Padahal, investor Rusia siap berinvestasi di situ.

"Ini tapi sudah diselesaikan, sudah dibuka kesempatan investasi swasta dan Kalimantan Timur lagi bereskan studi kelaikannya," katanya.

Walaupun masih mengalami hambatan, Rainer mengatakan, pelaksanaan proyek prioritas nasional cukup menggembirakan. Untuk Kereta Makasar- Parepare, pembangunan proyek sepanjang 146 kilometer dengan nilai investasi Rp 9,3 triliun tersebut sudah berjalan sampai 44 kilometer.

Untuk Tol Manado - Bitung, pembebasan lahan secara keseluruhan sampai akhir November kemarin sudah mencapai 70%. Untuk konstruksi, Seksi 1A mencapai 14,84 kilometer, Seksi 1B dengan panjang 7 kilometer sudah 35,1%, seksi 2A sepanjang 11,5 kilometer sudah 33% dan seksi 2B seanjang 13,5 kilometer sudah 0,7%.

"Untuk MRT Utara- Selatan jalan, pinjaman sudah klir 49:51, tinggal finalisasi antar dua pemerintah saja, sudah aman," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×