kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PTBA dan Rajawali sepakati valuasi proyek Banko


Selasa, 23 Desember 2014 / 18:37 WIB
PTBA dan Rajawali sepakati valuasi proyek Banko
ILUSTRASI. Wall Street ditutup melemah tajam dengan tiga indeks utama koreksi


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan Grup Rajawali telah menyepakati valuasi untuk proyek Bukit Asam Banko (BAB). Nilainya meningkat dari valuasi awal.

Milawarma, Direktur Utama PTBA mengatakan, pihaknya dan Rajawali Asia Resources (RAR), anak usaha Grup Rajawali, telah menyepakati harga per ton sebesar US$ 1,5. Sebelumnya, valuasi proyek ini sebesar US$ 1,21 per ton.

Adapun, total cadangan batubara yang terkandung mencapai 500 juta ton. Valuasi ini menentukan jumlah modal yang harus disetor oleh masing-masing pemegang proyek. Dengan harga baru itu, maka total nilai valuasi BAB mencapai US$ 750 juta.

BAB merupakan perusahaan patungan antara PTBA dan Rajawali Asia Resources. PTBA mengempit 65% dan 35% dimiliki RAR. Dengan demikian, Grup Rajawali harus menyetor sekitar US$ 262,5 juta modal di proyek ini.

BAB merupakan paket proyek Bukit Asam Transpasific Railways (BATR). Pada BATR, Rajawali menjadi pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan saham sebesar 80%. Sedangkan, PTBA hanya mengempit 10%, sisanya dipegang China Railway Group Limited.

Proyek BATR bisa jalan jika restrukturisasi BAB kelar. Restrukturisasi ini merupakan buntut dari  UU Nomor 4 tentang pertambangan Mineral dan Batubara tahun 2009 bahwa hanya pemilik izin usaha pertambangan (IUP) yang diizinkan melakukan kegiatan usaha pertambangan.

Awalnya, pemilik IUP adalah PTBA. Dengan adanya restrukturisasi, maka BAB bisa melakukan penambangan. Milawarma menargetkan pengalihan IUP sudah bisa dilakukan pada kuartal I-2015 mendatang. Setelah itu, baru penarikan dana bisa dilakukan.

"Beberapa persyaratan dalam financial closing antara lain pengalihan IUP dan cross ownership," ujarnya kepada KONTAN belum lama ini.

Sekedar informasi, BATR telah memperoleh kesepakatan pendanaan dari beberapa kreditur. Mereka adalah Bank of China, China Development Bank, China Exim, dan ICBC. Total pinjaman yang diberikan mencapai US$ 1,8 miliar. Adapun, total proyek BATR dan BAB ditaksir mencapai US$ 2 miliar.

Perinciannya, nilai proyek BATR sebesar US$ 1,2 miliar dan BAB sebesar US$ 700 juta. Jika pengalihan IUP dan kepemilikan BAB rampung, maka proyek BATR sudah bisa dimulai. Menurut Milawarma, jumlah pinjaman yang akan ditarik akan tergantung dari pembebasan lahan yang bisa dilakukan.

Jika pembebasan lahan sudah mencapai 50% hingga 70%, maka  BATR akan segera menarik fasilitas pinjaman yang telah diperoleh dari para kreditur negeri tirai bambu itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×