kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PTBA & Rajawali mengerek nilai proyek Banko


Rabu, 24 Desember 2014 / 07:30 WIB
PTBA & Rajawali mengerek nilai proyek Banko
ILUSTRASI. Tak Sulit, Simak Cara Hapus Akun Threads Sementara dan Permanen


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan Grup Rajawali menyepakati valuasi proyek batubara PT Bukit Asam Banko. Nilainya meningkat dari valuasi awal. Milawarma, Direktur Utama PTBA, mengemukakan, PTBA dan Rajawali Asia Resources, anak usaha Grup Rajawali, telah menyepakati harga batubara di proyek tersebut senilai US$ 1,5 per ton.

Semula valuasinya sebesar US$ 1,21 per ton. Adapun total cadangan batubara yang terkandung di tambang Banko mencapai 500 juta ton. Valuasi ini menentukan jumlah modal yang harus disetor masing-masing pemegang proyek. Dengan harga baru itu, valuasi Banko mencapai US$ 750 juta.

Banko merupakan perusahaan patungan PTBA dan Rajawali Asia Resources. PTBA mengempit 65% saham dan sisanya Rajawali Asia Resources. Dengan demikian, Grup Rajawali harus menyetor sekitar US$ 262,5 juta modal di proyek ini. Adapun PTBA menyetor US$ 487,5 juta. Banko merupakan paket proyek rel kereta Bukit Asam Transpacific Railways.

Di proyek ini, Rajawali menjadi pemegang saham mayoritas dengan porsi 80%. Adapun PTBA hanya mengempit 10%, sisanya dipegang China Railway Group Limited. Proyek Transpacific Railways bisa berjalan jika restrukturisasi Banko kelar.

Restrukturisasi ini buntut ketentuan UU No. 4 tentang pertambangan Mineral dan Batubara Tahun 2009, hanya pemilik izin usaha pertambangan (IUP) yang boleh melakukan kegiatan usaha peratambangan. Semula, pemilik IUP adalah PTBA. Dengan restrukturisasi ini, maka Bank bisa melakukan aktivitas penambangan. Milawarma menargetkan pengalihan IUP rampung kuartal pertama tahun depan.

Setelah itu, baru penarikan dana bisa dilakukan. "Beberapa persyaratan dalam financial closing antara lain pengalihan IUP dan cross ownership," ujar dia kepada KONTAN belum lama ini.

Sebelumnya, Transpacific Railways memperoleh kesepakatan pendanaan dari beberapa kreditur. Mereka adalah Bank of China, China Development Bank, China Exim, dan ICBC. Total pinjaman mencapai US$ 1,8 miliar. Adapun nilai proyek Transpacific Railways mencapai US$ 1,2 miliar dan Banko sebesar US$ 700 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×