kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Radiant Utama mengincar kontrak Blok Mahakam


Jumat, 29 Juni 2018 / 15:42 WIB
Radiant Utama mengincar kontrak Blok Mahakam
ILUSTRASI. Radiant Utama Interinsco (RUIS)


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak yang menurun sejak tahun 2015 hingga 2016 memicu PT Radiant Utama Interinsco Tbk memutar otak mencari kontrak-kontrak baru. Tidak hanya di sektor migas, emiten berkode saham RUIS di Bursa Efek Indonesia tersebut juga mengincar pekerjaan di sub sektor lainnya seperti pembangkit listrik dan energi baru terbarukan (EBT).

Presiden Direktur RUIS Sofwan Farisyi menyatakan, pihaknya memperluas bisnis dari sektor minyak dan gas menjadi perusahaan yang bergerak di sektor energi. Dengan begitu, perseroan ini berharap bisa mendapat kontrak juga di proyek listrik dan energi baru terbarukan

Dengan strategi tersebut, Sofwan menargetkan bisa mendapatkan kontrak on hand sebesar Rp 2,2 triliun hingga akhir tahun. Saat ini RUIS sudah membukukan kontrak on hand sebesar Rp 2 triliun, alias tingga Rp 200 juta lagi.

Agar mencapai target,  RUIS tengah mengincar kontrak besar di Proyek Blok Mahakam yang saat ini ada  PT Pertamina Hulu Mahakam  sebagai operator. Kontrak baru di Mahakam ini menjadi angin segar bagi perusahaan jasa seperti RUIS.

Total EP Indonesie yang merupakan kontraktor Blok Mahakam sebelumnya telah menurunkan investasi di blok tersebut saat akhir kontrak. Penyebabnya, mereka tidak mendapatkan kepastian perpanjangan kontrak dari pemerintah.

Namun sejak pemerintah memutuskan Pertamina sebagai operator baru Blok Mahakam per Januari 2018, pekerjaan jasa migas di Blok Mahakam mulai bergerak kembali.Sofwan menyebut tahun ini   PT Pertamina Hulu Mahakam mengadakan 10 tender.  Nilainya mencapai Rp 1 triliun. "Kami menargetkan mendapat dua sampai tiga kontrak, tendernya launch bulan Juli-Agustus," kata nya dalam paparan publik, Kamis (28/6).

Selain mengincar kontrak dari tender baru di Blok Mahakam tahun ini,  perseroan ini  berharap bisa mendapatkan kepastian perpanjangan kontrak untuk kapal dredging selama tiga tahun ke depan di Blok Mahakam.

Sofwan mengaku pembicaraan perpanjangan kontrak kapal dredging dengan   PT Pertamina Hulu Mahakam  hampir selesai. "Seharusnya kami dapat perpanjangan kontrak dredging tersebut. Selasa kemarin adalah negosiasi terakhir," ungkapnya.

Selain mengincar proyek di Mahakam, RUIS menargetkan bisa mendapatkan kontrak kapal dredging di proyek-proyek pembangkit listrik milik  Perusahaan Listrik Negara (PLN). "Kami coba dapatkan proyek sejenis di pembangkit PLN. Kami melihat di sana lebih sustain, listrik terus dibutuhkan," katanya

Selain kedua proyek tersebut, dia juga menyebut PT Radiant Utama Interinsco Tbk mencoba mengincar proyek panas bumi. Salah satunya proyek panas bumi yang ada di Sulawesi. Namun pengembangan bisnis RUIS di proyek panas bumi masih terkendala tarif listrik panas bumi yang masih rendah.

Padahal berinvestasi di proyek panas bumi membutuhkan dana besar dengan tingkat risiko yang cukup tinggi. "Proyek panas bumi di Sulawesi tersebutt tapi masih kendala di rate berapa geotermal.  Investasi panas bumi cukup mahal, ada yang berhasil ada gagal. Tapi kalau berhasil tidak habis-habis," jelasnya.

Selain proyek baru di bidang panas bumi, PT Radiant Utama Interinsco Tb sejatinya juga telah memiliki proyek panas bumi yang telah berjalan, yaitu proyek Sorik Marapi Geothermal (SMGP). RUIS memegang 5% saham di proyek tersebut.

Proyek ini diproyeksi bisa menghasilkan panas bumi 240 megawatt (MW). Sejauh ini sudah ada lima sumur yang dibor dan telah terkonfirmasi ada panas bumi yang setara 50 MW. Dia mengungkapkan, tahun ini ada  yang bisa masuk ke sistem PLN. "Target kami delivery sebanyak 20 MW tahun ini," imbuh dia. Saat ini  pihaknya sedang melakukan  ujicoba dan  dan sudah menghasilkan  listrik sekitar 2 MW. Listrik tersebut  diberikan gratis kepada masyarakat.

Dalam waktu deka adakan ada persetujuan PLN. " Sebanyak 20 MW itu, diperkirakan Juli-Agustus bisa terlaksana," imbuhnya.

Selain menargetkan bisa menghasilkan listrik pada tahun ini, Sofwan juga memaparkan pihaknya menargetkan tetap bisa mendapatkan pekerjaan konstruksi di proyek panas bumi Sorik Marapi ini. Pekerjaan incaran perseroan ini di antaranya pembangunan pondasi, gardu induk, dan transmisi 20 kilovolt.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×