kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Realisasi lifting Migas hingga semester I belum capai target


Jumat, 06 Juli 2018 / 15:42 WIB
Realisasi lifting Migas hingga semester I belum capai target
ILUSTRASI. Lapangan Jangkrik - ilustrasi Natuna


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi capaian minyak dan gas bumi (migas) sampai semester I-2018 belum mencapai target. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) mencatat, produksi siap jual (lifting) minyak dan gas hingga 30 Juni 2018 rata-rata mencapai 1.923 barel oil ekuivalen per day (BOEPD).

Artinya, torehan tersebut masih dibawah target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 sebesar 2.000 BOEPD. Bahkan, Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi mengatakan hingga akhir tahun sudah diproyeksikan lifting tidak akan mencapai target. "Outlook akhir tahun 1.891 BOEPD atau 95% dari target," kata Amien saat konferensi pers di kantor SKK Migas, Jumat (6/7).

Menurut catatan Amien, baik minyak maupun gas bumi lifting-nya sama-sama tidak mencapai target. Rinciannya, lifting minyak bumi sebesar 771.000 BOPD atau hanya 96% dari target sebesar 800.000 BOPD. Sedangkan realisasi lifting gas bumi sebesar 1,152 juta BOEPD atau 96% dari target yang sebesar 1,2 juta BOEPD.

"Untuk lifting minyak akhir tahun diperkirakan hanya 775.000 BOPD atau 97%, sementara gas sampai akhir tahun hanya mencapai 1,1 BOEPD atau 93%," paparnya.

Amien beralasan, salah satu penyebab utama tidak tercapainya lifting minyak adalah karena kondisi lapangan minyak di Indonesia yang sudah berumur tua. Sementara upaya yang paling tepat untuk bisa meningkatkan produksi yaitu melakukan pengeboran justru tidak optimal.

Adapun para KKKS, kata Amien, melaporkan kegiatan pengeboran masih sulit dilakukan akibat permasalahan lahan yang kerap kali dihadapi. "Pembebasan tanah masih jadi masalah, jadi kontraktor tidak bisa ngebor," ungkapnya.

Asal tahu saja, lima perusahaan besar yang menjadi kontributor terbesar dalam lifting minyak Indonesia saat ini adalah, Mobil Cepu LTD, PT Chevron Pacific Indonesia, PT Pertamina EP, Pertamina Hulu Mahakam dan CNOOC.

Lifting gas sangat dipengaruhi oleh komersialisasi yang tidak optimal. Amien menjelaskan lifting migas tidak optimal justru disebabkan oleh faktor ketersediaan konsumen ataupun ketersediaan fasilitas serta infrastruktur penyaluran gas.

Untuk lifting gas gas terbesar ditopang dari BP Berau LTD (Tangguh), Pertamina Hulu Mahakam, ConocoPhillips (Grissik) LTD, PT Pertamina EP dan Eni Muara Bakau.

Amien mengaku tidak bisa menyalahkan KKKS sepenuhnya karena kondisi yang ada yakni harus berdasarkan kesepakatan entitas bisnis antara penjual dan pembeli gas. Sehingga, penyebab turunnya lifting gas bukan hanya hulu.

"Tapi konsumen gas ada, tapi pembelinya tidak ada atau jaringan transmisi tidak ada kalau seperti ini KKKS tidak bisa disalahkan, ada yang karena kesepakatan harga," kata Amien.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×