kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45937,59   9,24   0.99%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Registrasi kartu SIM menekan Indosat


Selasa, 24 April 2018 / 08:15 WIB
Registrasi kartu SIM menekan Indosat


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sinyal bisnis emiten telekomunikasi, seperti PT Indosat Tbk (ISAT), agaknya bakal tersendat. Di tengah ketatnya persaingan, ISAT akan menghadapi sejumlah tantangan. Misalnya kebijakan registrasi kartu prabayar.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Giovanni Dustin, menilai prospek harga saham emiten operator telekomunikasi tertekan seiring masa registrasi SIM card yang berakhir akhir April.

Analis BCA Sekuritas, Aditya Eka Prakasa, juga memproyeksikan penurunan kinerja keuangan ISAT selama kuartal IV-2017 akan berlanjut di kuartal I-2018. Khusus kuartal keempat tahun lalu (Oktober-Desember 2017), laba bersih ISAT anjlok 83% quarter-on-quarter (qoq) menjadi Rp 46 miliar.

Di kuartal I-2018, salah satu pemicu penurunan kinerja ISAT adalah kebijakan pendaftaran SIM card. Selama ini, kontribusi paket perdana sekitar 10% total pendapatan ISAT. Oleh karena itu, penjualan baru SIM card berpotensi menurun di masa mendatang.

Faktor lain penekan kinerja ISAT adalah pendapatan dari bisnis data. Aditya mengamati ISAT masih agresif berpromosi paket data murah, sementara pesaingnya mulai menekan promosi dan mendorong penjualan paket data normal.

Aditya, dalam riset Jumat (13/4) lalu, memproyeksikan kinerja bisnis data ISAT sedikit menurun menjadi Rp 13 per megabyte pada tahun ini.

Giovanni juga memprediksi kinerja ISAT tahun ini masih berat. Banyak yang menilai, setelah kewajiban registrasi berakhir, maka di semester kedua kinerja operator telepon kembali normal. "Akan tetapi, ada kemungkinan kinerja ISAT turun dan harga sahamnya tetap murah," kata Giovanni, Senin (23/4). Sejak awal tahun hingga kemarin (ytd), harga ISAT menyusut 3,75% ke Rp 4.620 per saham.

Aditya pun melihat pertumbuhan base transceiver station (BTS) ISAT lebih rendah daripada operator lain seperti XL Axiata (EXCL). Meski belanja modal tahun ini naik menjadi Rp 8 triliun, menurut Aditya, ISAT masih harus lebih bekerja keras memperkuat jaringan data untuk menyusul jumlah BTS pesaingnya.

Selama dua tahun terakhir, ISAT menganggarkan belanja modal Rp 6 triliun. Dari situ, BTS yang dibangun hanya naik rata-rata 5.100 BTS. Sementara belanja modal EXCL lebih tinggi dan berhasil memperluas jaringan dengan rata-rata 21.000 BTS selama dua tahun terakhir. "Tambahan spektrum 2,3 GHz akan memberikan lebih banyak ruang bagi perluasan jaringan ISAT. Namun tetap tidak bisa bersaing karena terlambat melakukan ekspansi," kata Aditya.

Meski demikian, Aditya mempertahankan rekomendasi buy ISAT. Hal ini mengingat valuasinya masih murah. Sejalan dengan proyeksi kinerja ISAT yang lemah, target harganya diturunkan menjadi Rp 6.200 per saham.

Giovanni juga mempertahankan rekomendasi buy ISAT dengan target lebih rendah jadi Rp 6.800 per saham.

Analis Ciptadana Sekuritas Asia, Niko Margaronis juga merekomendasikan buy ISAT dengan target Rp 7.800 per saham. Niko memandang ekspansi jaringan ISAT hingga ke luar Jawa dapat mendatangkan potensi upside bagi harga sahamnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×