kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rekayasa kelautan tulang punggung Indo Straits


Selasa, 26 April 2016 / 11:07 WIB
Rekayasa kelautan tulang punggung Indo Straits


Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Lesu pasar komoditas pertambangan benar-benar mengubah garis hidup PT Indo Straits Tbk. Berkaca dari kinerja tahun 2015, perusahaan tersebut memilih fokus mengembangkan bisnis jasa rekayasa kelautan terintegrasi pada tahun ini. 

Mengingatkan saja, Indo Straits menjalankan dua bisnis jasa. Selain jasa rekayasa kelautan terintegrasi, mereka menawarkan jasa dukungan logistik. Mayoritas jasa dukungan logistik berupa pengangkutan batubara dan bahan mineral lain.

Nah, hingga kuartal III-2015, pendapatan jasa rekayasa kelautan terintegrasi mendominasi hingga 79,66% atau sebesar US$ 4,27 juta. Sisa kontribusi 20,34% dari jasa dukungan logistik pertambangan.

Indo Straits belum mempublikasikan kinerja tahun 2015. Namun mengacu prognosa kinerja 2015 dalam paparan publik, mereka memperkirakan bisa mengantongi pendapatan US$ 7,7 juta. 
Pendapatan jasa rekayasa kelautan terintegrasi mendominasi hingga US$ 5,1 juta. Lalu jasa dukungan logistik menyumbang sisanya, yakni US$ 2,6 juta.

Komposisi pendapatan Indo Straits tersebut serta-merta mengubah histori pendapatan mereka selama ini. Sebab, sebelumnya bisnis jasa dukungan logistik yang mendominasi catatan fulus Indo Straits.

Tak cuma perubahan komposisi pendapatan, prognosa pendapatan Indo Straits tahun 2015 tadi, menyusut 75% ketimbang pendapatan tahun sebelumnya. Pada tahun 2014, perusahaan berkode saham PTIS di Bursa Efek Indonesia ini masih mencetak pendapatan US$ 30,81 juta.

Manajemen Indo Straits menuding lesu pasar pertambangan sebagai biang keladi. Kondisi pasar itu membikin sejumlah klien bisnis memutuskan kontrak jasa karena alasan internal keuangan. "Lalu ada beberapa proyek yang mengalami keterlambatan juga," terang Presiden Direktur PT Indo Straits Tbk Erawan Setianto kepada KONTAN, usai rapat umum pemegang saham (RUPS) PT Indo Straits Tbk di Jakarta, Senin, (25/4).

Proyeksi manajemen Indo Straits, lesu pasar pertambangan batubara masih akan berlanjut hingga dua tahun atau tiga tahun mendatang. Maka dari itu, mereka memilih fokus mengembangkan jasa rekayasa kelautan terintegrasi. Sebut saja, jasa dredging alias pengerukan dan pembangunan konstruksi infrastruktur kelautan.

Namun pilihan Indo Straits mengandalkan jasa rekayasa kelautan terintegrasi bukan tanpa risiko. Manajemen perusahaan ini mengatakan, margin pendapatan dari jasa rekayasa kelautan terintegrasi lebih tipis ketimbang jasa dukungan logistik. Penyebabnya adalah biaya produksi yang lebih besar.

Hingga kuartal I-2016 kemarin, Indo Straits mengantongi dua kontrak jasa rekayasa kelautan terintegrasi dan dua jasa dukungan logistik. "Salah satunya jasa logistik di wilayah Kalimantan Selatan dengan nilai kontrak yang mencapai US$ 6 juta per tahun," ungkap Erawan. 

Indo Straits berharap strategi tersebut bisa mendukung pencapaian target 2016. Mereka ingin mencatatkan pertumbuhan pendapatan 10%-15%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×