kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rencana ekspor beras mulai disoal


Senin, 16 Oktober 2017 / 14:21 WIB
Rencana ekspor beras mulai disoal


Reporter: Abdul Basith, Noverius Laoli | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah kenaikan harga beras, Kementerian Pertanian (Kemtan) tetap mendorong ekspor beras ke Malaysia. Ekspor beras premium ke Malaysia akan dilakukan sebanyak 140.000 ton mulai 21 Oktober 2017.

Kepala Badan Ketahanan Pangan Kemtan Agung Hendriadi mengatakan, ekspor beras premium ke Malaysia sebanyak 140.000 ton, mencapai 20% total kuota impor beras Malaysia yang mencapai 700.000 ton per tahun. "Nantinya akan mengekspor rata-rata 10.000 ton per bulan," ujarnya, Minggu, 15/10).

Peluncurkan ekspor beras akan dilakukan Kemtan pada 21 Oktober 2017. Agung bilang, sebelumnya telah ada ekspor beras Indonesia ke Malaysia, tapi volumenya sangat sedikit bahkan tidak mencapai 10% dari kuota impor beras Malaysia.

Agung optimistis ekspor beras tersebut dapat terealisasi. Rencananya beras itu berasal dari hasil panen di daerah Kalimantan Barat. "Itu bisa disuplai dari lahan sebesar 30.000 hektare kawasan hutan di perbatasan," terang Agung.

Menurutnya saat ini saingan ekspor ke Malaysia saat ini adalah Vietnam dan Thailand. Namun, kualitas beras Indonesia dinilai lebih baik dibandingkan kedua negara tersebut. Bahkan Agung mengklaim kualitas beras Indonesia masuk kategori beras premium di Malaysia.

Namun sejauh ini, harga beras untuk ekspor belum disepakati. Pemerintah masih melakukan negosiasi dengan Malaysia. Bila harga sudah disepakati, maka Kemtan memfasilitasi kelompok tani untuk ekspor beras ke Malaysia

Namun rencana Kemtan untuk mengekspor beras dinilai tidak mempertimbangkan kondisi dalam negeri. Pasalnya, pada saat ini Indonesia memasuki musim paceklik, dan ketersedian beras dalam negeri mulai langka. Hal itu terlihat dari berkurangnya volume beras kualitas medium di pasar induk.

Sekadar mimpi ekspor

Billy Haryanto, pedagang beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) mengatakan, saat ini kondisi ketersediaan beras medium dalam negeri masih kosong, terutama stok harga beras dengan harga di bawah Rp 9.000 per kilogram (kg). "Rencana ekspor beras itu wacana yang bagus, tapi cuma mimpi," ujarnya ke KONTAN, Minggu (15/10).

Ia menjelaskan, kenaikan harga beras saat ini menunjukkan kalau stok beras betul-betul kosong. Padahal, beras medium merupakan yang paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. "Lebih dari 50% masyarakat Indonesia mengonsumsi beras medium," imbuhnya.

Sebelumnya diberitakan, kelangkaan beras medium terjadi karena produsen beras lebih memilih beras premiun dibandingkan memproduksi beras medium.

Kurangnya pasokan beras juga dilihat dari serapan beras oleh Perum Bulog. Menurut Billy, tahun ini serapan Bulog jauh dari target. Berdasarkan data penyerapan yang dipublikasikan Bulog, hingga 12 Oktober 2017, penyerapan beras baru sebesar 2,01 juta ton. Sehingga target penyerapan Bulog tahun ini 3,7 juta ton bakal tak tercapai.

Target tidak tercapai walau pemerintah sudah memberikan kelonggaran ke Bulog menaikkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) 10%. Billy menyarankan agar pemerintah memenuhi kebutuhan beras dalam negeri terlebih dahulu dibandingkan ekspor.

Dwi Andreas Santosa, Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) menilai, ekspor beras ke Malaysia tidak memungkinkan. Hal itu dilihat dari sudut pandang harga dan produksi. "Kalau dari harga, beras Indonesia sudah di atas harga beras internasional," ujarnya.

Produksi beras pun dinilai sedang dalam kekurangan. Serangan hama pada Juli hingga September membuat hasil panen berkurang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×