kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

RI usul penguatan network pelabuhan kawasan IORA


Rabu, 08 Maret 2017 / 21:15 WIB
RI usul penguatan network pelabuhan kawasan IORA


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Kemampuan Indonesia di bidang kemaritiman diyakini bakal memudahkan Indonesia melakukan penetrasi pasar baru tujuan ekspor ke negara-negara Asosiasi Negara Lingkar Samudra Hindia (IORA). Hal itu sesuai hasil KTT IORA yang menghasilkan enam kesepakatan yang salah satunya menyangkut kerjasama keamanan dan maritim.

Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim, Kemenko Maritim Arif Havas Oegroseno menuturkan, pengaruh kemaritiman Indonesia di kawasan Samudra Hindia ini akan dimanfaatkan agar dapat memberikan nilai tambah bagi kepentingan Indonesia di bidang perdagangan.

Salah satunya yakni, pemerintah Indonesia akan mengusulkan suatu network atau jaringan pelabuhan di kawasan Samudra Hindia. “Nanti kita akan ada pelabuhan di sana, nanti pelabuhan baru di Kuala Tanjung, ada pelabuhan di padang, pelabuhan yang bisa network, sehingga nanti bisa punya mekanisme akses langsung ke pelabuhan-pelabuhan di Afrika,” kata Havas, Rabu (8/3).

Selain network pelabuhan di Samudra Hindia, Indonesia juga akan membuat kerjasama di bidang custom (bea cukai) di seluruh kawasan Samudra Hindia. “Kita jadi mengerti sistem bea cukai di samudra Hindia, termasuk tarifnya, kita juga ngerti nanti barang-barang mana bisa masuk ke kawasan itu, sehingga kita bisa melakukan assessment, kalau tarif terlalu tinggi kita bisa minta tarif turun atau kita langsung masuk investasi,” ujarnya.

Sinergitas antar lembaga negara, menurutnya juga akan dilakukan untuk menyukseskan tujuan tersebut. Pembicaraan bilateral antar negara anggota IORA saat ini sejatinya sudah dimulai pemerintah. Perjanjian perdagangan bebas atau free trade agreement bahkan menjadi salah satu hal yang dibahas dalam pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dan Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena, Rabu ini.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, ada berbagai alasan Indonesia dan Sri Lanka bersepakat membahas free trade agreement. Salah satunya bisa menekan harga barang, baik yang masuk dari Indonesia maupun sebaliknya.

Enggar menuturkan, produk Indonesia ke Sri Lanka selama ini belum maksimal karena tarif atau bea yang tinggi. Padahal Indonesia memiliki keunggulan dalam komoditas atau produk ke Sri Lanka. Beberapa produk Indonesia yang telah masuk Sri Langka adalah tembakau untuk pembuatan rokok, makanan, minuman, mobil, dan lainnya. Neraca dagang Indonesia terhadap Srilangka saat ini tercatat surplus hingga US$ 200 juta.

"Hambatan kita adalah tarif untuk ekspor yang masih cukup tinggi. Karena memang kita tidak ada, perjanjian perdagangan di antara negara IORA. Misalnya untuk otomotif saja kita kena 20 hingga 40% tarifnya,” ujar Enggartiasto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×