kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham produsen batubara dalam bayangan regulasi DMO


Kamis, 08 Maret 2018 / 22:16 WIB
Saham produsen batubara dalam bayangan regulasi DMO
ILUSTRASI. Tambang Batubara PT Adaro


Reporter: Riska Rahman | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah makin mantap meluncurkan regulasi domestic market obligation (DMO) untuk penjualan batubara. Beriringan, pergerakan harga saham batubara kian volatil.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks saham pertambangan pada perdagangan Kamis (8/3) turun 0,34%. Beberapa saham saham perusahaan tambang batubara mengalami penurunan.

Saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) misalnya, turun 4,44% dan bertengger di harga Rp 2.800 per saham. Begitu pula dengan saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) turun 5,52% dan berada di harga Rp 2.74 per saham.

Kepala Riset Koneksi Kapital Sekuritas Alfred Nainggolan bilang, sentimen negatif yang cukup dominan di saham pertambangan khususnya batubara belakangan adalah rencana pemerintah untuk meluncurkan kebijakan DMO untuk penjualan batubara. Catatan Kontan.co.id, harga batubara DMO untuk pembangkit listrik adalah US$ 70 per ton.

Alfred melihat, poin utama kekhawatiran pasar bukan lagi soal besaran harga batubara dalam negeri yang akan ditetapkan nantinya. Namun, pasar menunggu transparansi perhitungan ketetapan harga tersebut, serta detil kebijakan lainnya.

“Harus ada informasi ke publik soal latar belakang penetapan harga. Karena disini ada kepentingan PLN juga. Karena itu, PLN juga harus transparan soal biaya produksinya,” ujar Alfred, Kamis (8/3). Mengenai detail kebijakan yang akan diterbitkan, Alfred menekankan bahwa harus ada keadilan.

Sebagaimana diketahui pergerakan harga batubara di pasar spot cukup fluktuatif mengikuti permintaan global. Penetapan harga DMO dilakukan ketika harga batubara sedang tinggi. Jika harga batubara sewaktu-waktu turun, pemerintah harus mengupayakan agar produsen batubara tetap bisa nikmati marjin.

Jika transparansi dan detil kebijakan tersebut tak kunjung diinformasikan ke publik, Alfred melihat bahwa potensi berlanjutnya volatilitas harga saham emiten produsen batubara akan terus berlanjut. “Sekarang tingkat ketidakpastiannya semakin tinggi. Di pasar saham kita berbicara proyeksi. Jika proyeksi terganggu maka akan berpengaruh,” tutur Alfred.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×