kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Salurkan BBM penugasan, Pertamina klaim defisit


Kamis, 23 Maret 2017 / 21:59 WIB
Salurkan BBM penugasan, Pertamina klaim defisit


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. PT Pertamina (persero) yang kebagian tugas untuk menyalurkan bahan bakar minyak (BBM) penugasan jenis solar dan premium mengaku mengalami defisit akibat harga BBM yang tidak berubah.

Direktur Pemasaran Pertamina, Muchamad Iskandar bilang defisit yang ditanggung Pertamina sudah dimulai sejak harga minyak mentah bergerak di atas US$ 50 per barel. "Sudah di atas US$ 50 per barel kemarin, mulai Oktober," kata Iskandar, Kamis (23/3).

Defisit terjadi baik untuk premium dan solar. Untuk solar, Pertamina harus menanggung minus Rp 300 per liter dan premium minus Rp 150 per liter pada Oktober 2016. "Masih tipis, tapi naik terus kan. Ya pasti berdampak ke financial. Pasti nanti pemerintah akan memikirkan," tutur Iskandar.

Meski begitu, Iskandar bilang, tahun lalu ,Pertamina masih bisa memperoleh keuntungan dari penjualan BBM penugasan karena pada awal tahun ketika harga minyak turun, harga BBM tidak diturunkan oleh pemerintah. Total selisih positif dari penjualan BBM penugasan tahun lalu mencapai Rp 2 triliun.

Namun selisih positif tersebut sudah habis untuk menanggung selisih negatif dari penjualan BBM hingga Januari 2017. "Awal tahun kan harga turun, kita enggak diturunkan, kami punya cadangan. Cadangan itu lebih dari Rp 2 triliun. Habis buat konsumsi sampai Januari ini," klaim Iskandar.

Sementara untuk tahun ini, Iskandar menyebut total defisit yang ditanggung Pertamina masih dihitung. Perhitungan berdasarkan harga pokok produksi (hpp) BBM penugasan seluruh Indonesia.

Biarpun menanggung defisit, namun Iskandar menyebut Pertamina belum tentu rugi di tahun ini karena jika harga minyak dunia turun, Pertamina bisa menutup defisit yang ditanggung selama ini. "Seperti tahun 2015 kami pernah mengalami awal dulu gitu kan, bahkan saya pernah jualan premium sehari rugi Rp 80 miliar. Tetapi tak kala harga minyak turun, kan pemerintah tidak menurunkan sehingga ada kompensasi," jelas Iskandar.

Untuk itu, Pertamina berharap pada semester II 2017 akan ada penurunan harga minyak. Sehingga harga BBM tidak perlu lagi mengalami perubahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×