kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Serangan siber marak, pemerintah perlu memiliki jaringan sendiri


Senin, 08 Juli 2019 / 20:47 WIB
Serangan siber marak, pemerintah perlu memiliki jaringan sendiri


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Serangan siber semakin hari semakin marak. Data menunjukkan, pada tahun 2018 terjadi 12,8 juta serangan siber  di Indonesia, dengan target paling banyak adalah domain go.id, ac.id dan co.id.

Penggunaan jaringan publik oleh pemerintah  dengan tingkat keamanan yang rendah, mudah menjadi target  serangan siber. Hampir semua perangkat telekomunikasi asing ditemukan adanya backdoor dan software yang bisa melaporkan  secara realtime  kepada pihak lain.

Forum  Group Disccusion (FGD) Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, menyimpulkan, perlunya jaringan khusus yang untuk digunakan penyelenggara negara, baik pemerintah maupun unsur pertahanan dan keamanan (TNI dan Polri).

Menurut pengamat telekomunikasi dan Anggota Mastel, Nonot Harsono, saat ini perlu adanya jaringan yang aman dan mandiri. “Saat ini pemerintah masih menggunakan jaringan publik, untuk berhubungan antarpusat dan daerah, padahal jaringan publik ini terhubung dengan jutaan pengguna lainnya, hal ini sangat rawan,” jelasnya, dalam pernyataan tertulis, Senin (8/7).

Nonot menyatakan, idealnya sejak awal didesain dua penyelenggaran jaringan yakni khusus dan umum. Di negara lain, ada jaringan khusus pemerintah dengan memisahkan infrastuktur telekomunikasi dengan infrastruktur milik jaringan  publik. Jaringan milik pemerintah ini dirahasikan, untuk memastikan keamanan dari kemungkinan sabotase.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×