kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ451.000,58   6,98   0.70%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Strategi Yuasa jadi penguasa pasar aki otomotif


Jumat, 18 Agustus 2017 / 15:56 WIB
Strategi Yuasa jadi penguasa pasar aki otomotif


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - Melihat bisnis otomotif yang stagnan tak membuat pelaku industri komponen kehilangan akal. PT Santi Yoga, distributor utama aki Yuasa ingin menguasai pangsa pasar aki otomotif nasional.

Agustono Santoso, Automotive Battery Departemen Head PT Santi Yoga mengakui dalam semester I-2017 ini kondisi industri otomotif baik sepeda motor maupun mobil stagnan. Akan tetapi kebutuhan aki menurutnya masih tetap dibutuhkan.

"Awal tahun orang memang saving money tetapi kita tunggu momentum akhir tahun biasanya penggantian aki terjadi," kata Agustono kepada KONTAN, Jumat (18/8).

Menurutnya, usia aki sekarang biasa diganti tiap setahun. Lebih rendah dibanding beberapa tahun lalu penggantiannya bisa sampai tiap tiga tahun. "Untuk itu kami masih terus berusaha untuk jadi market leader di pasar aki otomotif nasional," katanya.

Menurutnya penjualan aki Yuasa untuk mobil bisa mencapai 1 juta unit per tahun. Sedangkan untuk sepeda motor mencapai 4,5 juta unit per tahun. Dengan jumlah tersebut market share aki Yuasa untuk roda dua sekarang mencapai 30%-35% sedangkan untuk mobil mencapai20%-25%. "Sekarang maunya tentu ke arah 50%," tuturnya.

Oleh karena itu, Yuasa akan punya strategi. Salah satunya melengkapi tiap produk. Misalnya tahun ini, perusahaan yang punya pabrik di Tangerang ini menambah tiga varian baterai untuk kebutuhan sepeda motor berkapasitas mesin besar. Sehingga saat ini ada delapan varian untuk sepeda motor kapasitas 600 cc ke atas.

"Baru ada satu yang diproduksi lokal, sisanya kita masih impor. Bila jumlah kebutuhan makin banyak tidak tutup kemungkinan diproduksi lokal," kata Agustono.

Sedangkan untuk aki untuk mobil atau motor listrik menurutnya belum dijual di Indonesia. Menurutnya perlu ada infrastruktur yang baik baru bisa kendaraan listrik masuk ke Indonesia.

"Di luar negeri kami sudah ada. Tapi bila demand sudah tinggi di Indonesia mungkin kita impor dulu," kata Agustono.

Sedangkan untuk harga jual, menurutnya konsumen aki sangat sensitif terhadap harga. Namun tahun ini perusahaan terpaksa harus menaikan harga aki sebesar 5%-10% untuk segala tipe jenis aki karena harga bahan baku timah yang naik.

Tahun lalu, Yuasa mengklaim belum menaikan harga. Selain itu untuk ke pasar digital, perusahaan sudah menjual aki baterei lewat kerjasama dengan e-commerce seperti, Blibli, Tokopedia dan Bukalapak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Storytelling with Data (Data to Visual Story) Mastering Corporate Financial Planning & Analysis

[X]
×