kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sumbatan proyek LRT Jabodebek terus terurai


Senin, 25 September 2017 / 16:28 WIB
Sumbatan proyek LRT Jabodebek terus terurai


Reporter: Agus Triyono | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Satu per satu permasalahan yang menghambat pelaksanaan Proyek Kereta Ringan Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi mulai terurai. Terbaru, masalah himpitan trase atau jalur yang terjadi antara proyek LRT yang dibangun oleh PT Jakarta Propertindo dan PT Adhi Karya (persero) di Dukuh Atas.

Bambang Prihartono, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mengatakan, dalam rapat koordinasi yang dilakukan di Kantor Kementerian Koordinator Kemaritiman, Senin (25/9) pagi, pemerintah memutuskan bahwa jalur LRT milik Jakpro dan Adhi akan dipisah.

Putusan tersebut diambil dengan dua pertimbangan. Pertama, ketersediaan lahan. Bambang mengatakan, dari pengukuran di lapangan, pemerintah menyimpulkan, lahan yang ada saat ini cukup untuk digunakan membangun dua jalur LRT.

Pertimbangan kedua, target waktu jeda antar armada, headway 3 menit. Pemerintah khawatir kalau trase dibangun secara bersilangan nantinya akan mengganggu target tersebut.

Luhut B Pandjaitan, Menko Kemaritiman sementara itu mengatakan, selain masalah himpitan trase, masalah pendanaan juga mulai menemukan titik terang. Berdasarkan hitungannya, saat ini jumlah potensi pendanaan perbankan yang terkumpul untuk pelaksanaan proyek tersebut sudah Rp 19 triliun.

Pendanaan tersebut antara lain berasal dari; Bank Mandiri, BNI, BRI, dan CIMB Niaga. Luhut berharap, dengan sejumlah titik terang dan penyelesaian masalah tersebut, financial close atau kesepakatan pendanaan proyek LRT bisa dicapai. "Dengan upaya itu diharapkan, November dana tersebut bisa segera dicairkan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×