kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sumber dana belum jelas, alarm bagi pembangunan infrastruktur


Kamis, 18 Januari 2018 / 21:37 WIB
Sumber dana belum jelas, alarm bagi pembangunan infrastruktur


Reporter: Agus Triyono | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Alarm bahaya pembangunan infrastruktur tengah menyala. Pasalnya, sumber-sumber pembiayaan yang diharapkan untuk pembangunan infrastruktur belum sesuai harapan.

Ambil contoh, sumber pembiayaan dari sektor swasta. Bastari Pandji Indra, Asisten Deputi Menko Perekonomian Bidang Perumahan, Pertanahan, dan Pembiayaan Infrastruktur mengatakan, selama lima tahun ini pemerintah berharap kebutuhan dana Rp 2.615 triliun dari total Rp 4.417 triliun yang digunakan untuk pembangunan proyek strategis nasional bisa didapat dari swasta.

Tapi, sampai dengan tiga tahun ini, harapan tersebut masih jauh panggang dari api. Catatannya, sampai saat ini, kontribusi swasta baru bisa tercapai Rp 500 triliun- Rp 600 triliun saja, atau sekitar 22% dari target.

Kondisi sama juga terjadi pada sumber pembiayaan APBN. Pemerintah berharap, bisa menutupi kebutuhan pembiayaan infrastruktur sampai Rp 1.941 triliun. Tapi, sampai dengan tahun ketiga kemarin, APBN melalui dana yang disebar ke kementerian, baru mampu memberikan kontribusi Rp 990 triliun. "Tantangannya memang masih besar," katanya Kamis (18/1).

Bambang Brodjonegoro, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas mengatakan, pemerintah belum akan menyerah dalam mengejar biaya infrastruktur. Untuk sumber pembiayaan dari swasta, pihaknya saat ini tengah giat mendorong skema pembiayaan infrastruktur non anggaran (PINA) yang dilakukan dengan memanfaatkan dana pensiun dan dana bersifat jangka panjang lainnya.

Saat ini, skema tersebut berhasil dijalankan untuk menambah modal pada beberapa proyek, seperti 15 ruas tol yang dikerjakan oleh PT Waskita Toll Road. Anak usaha PT Waskita Karya tersebut berhasil mendapatkan suntikan dana Rp 3,5 triliun dari PT Sarana Multi Infrastruktur dan PT Taspen dari pelaksanaan skema pendanaan infrastruktur tersebut.

Kedua, proyek Bandara Internasional Kertajati dan pembangunan Palapa Ring Jaringan Serat Optik paket tengah. "Ini akan terus kami dorong," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×