kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Suntikan investor asing ke startup Indonesia capai US$ 4,8 miliar


Selasa, 30 Januari 2018 / 22:31 WIB
Suntikan investor asing ke startup Indonesia capai US$ 4,8 miliar
ILUSTRASI. Ilustrasi kantor atau pekerja Start Up di Bukalapak


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong menyatakan bahwa pihaknya belum menangkap arus modal yang masuk dari investor asing kepada sejumlah startup dan perusahaan digital di Indonesia.

Namun demikian, pihaknya telah menghitung total suntikan dana asing kepada sejumlah startup Indonesia sepanjang tahun lalu, yaitu sebesar US$ 4,8 miliar.

“Total pengumuman investasi di e-commerce US$ 4,8 miliar. Ini tentu tidak semuanya serentak di depan, tapi berangsur secara bertahap dalam beberapa tahun,” kata Thomas di kantornya, Selasa (30/1).

Ia menambahkan, total investasi di sektor e-commerce ini hampir separuh dari total investasi yang masuk ke sektor minyak dan gas yang sebesar sekitar US$ 9 miliar per tahunnya.

“Total investasi e-commerce dan startup sudah lebih dari separo investasi di migas. Jadi skalanya sudah besar. Pertumbuhannya 30%-50% per tahun,” ujarnya.

BKPM mencatat, realisasi penanaman modal di Indonesia selama tahun 2017 sebesar Rp 692,8 triliun dari target investasi sebesar Rp 678,8 triliun. Dengan jumlah tersebut, maka realisasi investasi pada tahun 2017 melampaui target.

Namun, angka tersebut belum memasukkan arus modal yang masuk e-commerce, digital ekonomi, dan startup tersebut.

Ia mengakui, BKPM masih keteteran dalam mengklasifikasikan sektor e-commerce. Hal ini, yang menjadi penyebab nilai investasi e-commerce belum masuk dalam realisasi investasi yang dipublikasikan BKPM. Oleh karena itu, dari total investasi tahun 2017, mungkin hanya kurang dari 10% yang sudah masuk dari investasi di sektor tersebut.

“Fenomena ini sangat mendadak sekali. Nelum pernah di sejarah dari 0 jadi puluhan triliun. Cukup historus dan perlu upaya ekstra untuk kejar laporan-laporan status investasi dari investor-investor ini,” ujarnya.

Thomas menegaskan, kesulitan mengklasifikasikan data tersebut akan menjadi pekerjaan rumah. Namun, hal tersebut tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat.

“Apa Go-Jek itu portal, atau perusahaan transportasi? Jadi ini suatu pendataan yang perlu dibenahi dalam satu sampai tiga tahun ini,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×