kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Suplai tinggi jegal laju harga gas alam


Rabu, 10 Februari 2016 / 08:50 WIB
Suplai tinggi jegal laju harga gas alam


Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Laju harga gas alam tersendat. Permintaan di musim dingin belum mampu mengalahkan fundamental suplai yang melimpah.

Mengutip Bloomberg, Selasa (9/2) pukul 16.15 WIB, harga gas alam pengiriman Maret 2016 di New York Merchantile Exchange menguap 2,14% ke US$ 2,09 per mmbtu. Padahal hari sebelumnya, harga komoditas ini bangkit dari keterpurukan.

Asal tahu saja, Kamis (4/2), gas alam tumbang ke level terendah tujuh pekan, yaitu US$ 1,97 per mmbtu.

Research and Analyst Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto menilai, gas alam terimbas koreksi harga minyak mentah dan batubara. Saat banyak pilihan bahan bakar, pelaku pasar akan memilih produk yang lebih murah, sehingga gas kalah bersaing.

Apalagi, disertai dengan penguatan dollar AS. Hingga pukul 15.15 WIB, index dollar spot naik 0,21% ke level 96,77. Efeknya, harga komoditas, termasuk gas alam kembali tertekan. Sentimen di pasar semakin negatif, karena di sisi lain, produksi gas alam di Amerika Serikat (AS) masih tinggi.

Energy Information Administration (EIA) mencatat, produksi gas alam mencapai 2,22 miliar kaki kubik per 30 November 2015. Jumlah tersebut naik dari level produksi terendah di tahun lalu, yaitu 2,062 miliar kaki kubik.

Padahal, rig pengeboran yang beroperasi di Negeri Paman Sam sudah berkurang signifikan. Baker Hughes mencatat, sepanjang tahun lalu, jumlah rig yang beroperasi berkurang 178 menjadi 162 unit.

Bahkan, per 5 Februari 2016, rig yang beroperasi diperkirakan tersisa 104 unit. Penurunan produksi tidak sejalan dengan pengurangan rig, karena upaya peningkatan efisiensi berjalan lancar dan produsen fokus menggenjot produksi pada rig yang aktif.

Tak heran, stok gas di AS tetap tinggi. Hingga pekan lalu, stok mencapai 2,93 triliun kaki kubik, naik 16% dari akhir tahun lalu.

Menurut Andri, tren produksi yang tinggi masih terus berlangsung hingga awal tahun ini. Itu tercermin dari produksi di tambang gas Marcellus di Amerika Utara. Tambang terbesar ini mencatat kenaikan produksi harian sebesar 15,89 miliar kaki kubik per Februari 2016.

Jumlah tersebut lebih tinggi 500 juta kaki kubik dibandingkan proyeksi tahun lalu. Meski demikian, menurut Andri, jangka pendek, masih ada peluang harga gas alam rebound. Sebab, musim dingin di wilayah Amerika masih berlanjut.

MDA Weather Services meramal, cuaca dingin akan menyelimuti wilayah timur AS hingga 17 Februari 2016. "Ini diharapkan bisa menggenjot permintaan. Namun, kenaikan akan terbatas, karena masih dibayangi produksi tinggi," papar Andri.

Indiaktor teknikal menunjukkan, pergerakan terbatas. Harga bergulir di bawah MA 50, 100 dan 200. Ini mendukung penurunan. Garis MACD juga di area negatif. Namun, stochastic dan RSI bergerak dekat level 50, mengarah naik, meski masih di area netral.

Prediksi Andri, sepekan, gas alam bergerak antara US$ 1,60-US$ 2,60 per mmbtu. Rabu (10/2), harga bisa ke kisaran US$ 1,80-US$ 2,40 per mmbtu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×