kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tahun lalu, sektor peternakan berkontribusi 1,57% terhadap PDB nasional


Rabu, 04 Juli 2018 / 14:56 WIB
Tahun lalu, sektor peternakan berkontribusi 1,57% terhadap PDB nasional
ILUSTRASI. Pembukaan Indo Livestock 2018 Expo & Forum Tahunan 2018


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan I Ketut Diarmitan mengatakan sektor peternakan berperan penting terhadap pembangunan, khususnya di daerah pedesaan.

Menurut Ketut, dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, kontribusi sub sektor peternakan sebesar 1,57% terhadap PDB Nasional Tahun 2017. Sementara, dalam pembentukan PDB sektor pertanian tahun 2017, sub sektor peternakan berkontribusi sebesar 15,87%.

“Pertumbuhan PDB subsektor peternakan juga menunjukkan tren positif, dimana pada tahun 2017 tumbuh sebesar 3,83%,” ujar ketut dalam pembukaan Indo Livestock 2018  Expo & Forum Tahun 2018, Rabu (4/7).

Dari data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Agustus 2017, terdapat sekitar 3,84 juta  tenaga kerja yang bekerja di subsektor peternakan. Sub sektor peternakan berkontribusi menyerap 11,51% tenaga kerja sektor pertanian. Sementara terhadap total tenaga kerja nasional, sub sektor peternakan berkontribusi sebesar 3,17%.

I Ketut menambahkan, pertumbuhan ternak, produksi pakan dan obat-obatan menjadi kunci yang sangat penting untuk peningkatan produksi karena permintaan untuk protein hewani akan terus meningkat seiring dengan peningkatan PDB per kapita.

Menurutnya, Indonesia pun tengah berupaya mencapai kedaulatan pangan, di mana kedaulatan ini bukan sebatas ketersediaan pangan yang cukup, tetapi juga kemampuan untuk mengakses pangan dan tidak terjadi ketergantungan pangan pada pihak manapun.

Dia pun mengatakan, Indonesia sudah menuju swasembada protein hewani, bahkan telah mampu mengekspor. Misalnya saja, Indonesia akan mengekspor unggas lokal ke Malaysia setelah ekspor obat hewan, daging sapi premium wagyu beef, pakan ternak, telur tetas, DOC daging ayam olahan, dan domba potong dilakukan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pencapaian nilai ekspor komoditas sub sektor peternakan tahun 2017 mengalami peningkatan sebesar 14,85% dibandingkan tahun 2016. Nilai ekspor yang diraih di 2017 sebesar US$ 623,9 juta US$ atau setara dengan Rp 8,5 triliun. Selanjutnya, nilai ekspor ini diharapkan mampu bertambah secara signifikan baik dari nilai maupun volume ekspor.

Pada tahun 2017 kontribusi volume ekspor sub sektor peternakan terbesar pada kelompok hasil ternak sebesar 64,07%, dengan negara tujuan ekspor terbanyak adalah Hongkong sebesar 23,10% dan China 21,96%. Saat ini produk peternakan Indonesia sudah mampu menembus lebih dari 110 negara.

Peluang perluasan pasar untuk komoditas peternakan di pasar global masih sangat terbuka luas. Adanya permintaan dari negara di daerah Timur Tengah dan negara lain di kawasan Asia sangat berpotensi untuk dilakukan penjajakan. Keunggulan halal dari kita juga dapat menjadi daya tarik tersendiri untuk ekspor produk peternakan ke wilayah tersebut dan negara muslim lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×