kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Target 35.000 MW bisa dipangkas


Kamis, 19 Mei 2016 / 14:35 WIB
Target 35.000 MW bisa dipangkas


Reporter: Azis Husaini, Pratama Guitarra | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral meminta PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) segera menyerahkan revisi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2015-2019. Revisi tersebut penting untuk jadi pijakan megaproyek 35.000 Megawatt (MW).

Kementerian ESDM mengultimatum, jika PLN tidak menyerahkan RUPTL pada 20 Mei 2016, instansi ini akan menetapkan sendiri RUPTL.  "Jika belum diserahkan hingga 20 Mei, sebagai regulator kami mengingatkan konsekuensinya. Jika masih juga belum selesai, kami akan menempuh jalan lain," tandas Sudirman Said, Menteri ESDM, Rabu (18/5).

Maklum, Sudirman, konsekuensi dari keterlambatan penyerahan RUPTL itu berbuntut panjang, termasuk pada target tender dan pengadaan kebutuhan megaproyek  35.000 MW tersebut. "Ini bukan sekadar komplain penyerahan dokumen tapi ikutan dari kelambatan ini jadi ke mana-mana, termasuk dalam perencanaan program 35.000 MW," terangnya.

Lagi pula, kata Sudirman, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memintanya untuk mengevaluasi proyek 35.000 MW, termasuk kemampuan PLN dalam menggarap sebagian proyek 35.000 MW. "Kami juga mendengar dari banyak pihak, seperti investor dan komisaris. Intinya bagaimana PLN harus inline dengan kebijakan pemerintah," urainya.

Sudirman menyatakan, Kementerian ESDM tidak meminta hal aneh-aneh dalam  revisi RUPTL. Pemerintah hanya ingin PLN fokus pada pembangunan transmisi kelistrikan dan tak terbebani dengan pembangunan pembangkit listrik. Itu sebabnya, jatah proyek pembangkit bagi PLN dikurangi dari 10.000 MW  menjadi 5.000 MW.

Wakil Ketua Unit Pelaksana Program Percepatan Ketenagalistrikan (UP3KN), Agung Wicaksono mengingatkan, PLN bukan semata-mata korporasi yang mengejar laba. Perusahaan listrik plat merah itu juga menjadi instrumen negara dalam penyediaan kebutuhan publik. "Sudah jelas pula bahwa margin dijamin. Fokus saja pada tugas penyediaan listrik," ungkapnya.

Menurut data yang dipegang oleh UP3KN, saat ini PLN baru menggelar tender proyek pembangkit  berkapasitas 18.000 MW. Sementara tender proyek pembangkit berkapasitas total 16.000 MW berhenti karena masih menunggu  penyelesaian RUTL.

Dia menambahkan, sebenarnya pelaksanaan tender proyek tak macet total. Ada yang jalan proses lelangnya, ada juga yang tuntas tahap prakualifikasi. Persoalannya, kelanjutan proses selanjutnya dihentikan sementara. "Ya karena itu tadi, menunggu revisi RUPTL," tandasnya.

Sampai berita ini diturunkan, KONTAN belum berhasil mendapatkan penjelasan dari PLN. Sebelumnya, Direktur Utama PLN Sofian Basir optimistis bisa menuntaskan tender 35.000 MW tahun ini dan proyek berjalan tahun depan. Namun Sofian enggan menjawab soal revisi RUPTL. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×