kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Target lifting migas tahun depan turun 5%


Senin, 05 September 2016 / 22:44 WIB
Target lifting migas tahun depan turun 5%


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Lifting minyak dan gas (migas) Indonesia tahun depan diproyeksi mengalami penurunan yang cukup tajam. Estimasi SKK Migas hingga 31 Agustus 2016, lifting minyak pada 2017 hanya mencapakani 780.000 barel oil per day (bopd).

Proyeksi minyak yang bisa diangkat ke permukaan dan dijual ini turun sebesar 40.000 bopd, atau sekitar 5% dari target akhir tahun 2016 sebesar 820.000 bopd.

Sementara untuk lifting gas 1.150 ribu atau tidak berubah dari target lifting gas pada tahun 2016. Penurunan lifting migas pada tahun depan disebabkan oleh menurunnya produksi sejumlah lapangan migas besar sepanjang 2016 karena adanya penurunan produksi secara alami (natural decline).

Salah satu lapangan minyak yang mengalami penurunan cukup tajam adalah Chevron Pacific Indonesia di blok Rokan yang diproyeksi mengalami penurunan produksi minyak hingga 22.000 bopd dari APBNP 2016 sebesar 250.900 bopd menjadi 228.900 boepd pada tahun 2017.

Albert Simanjuntak, presiden direktur Chevron Pacific Indonesia mengatakan pada tahun 2016 saja rata-rata laju penurunan produksi mencapai sekitar 10,5% sehingga diproyeksi pada akhir tahun produksi minyak dari blok Rokan hanya mencapai 230.000 bopd dengan rata-rata produksi sepanjang tahun masih sesuai dengan revisi work plan and budget (WP&B) yang disetujui 250.300 bopd.

Dengan penurunan produksi sepanjang tahun 2016 mencapai 10,5%, maka pada tahun 2017 diproyeksi penurunan alamiah mencapai 11,7% terutama karena adanya penurunan kegiatan pengembangan produksi.

"Jadi tahun depan lebih cepat penurunannya. Hal ini secara konsisten terjadi penurunan produksi sejak 5-6 tahun terakhir. Sebelumnya kami bisa mengebor 400-500 sumur per tahun, namun semenjak turun harga minyak, workover semakin kecil, produksi semakin kecil,"terang Albert pada Senin (5/9).

Sementara itu Rony Gunawan, presiden direktur Pertamina EP mengatakan sumur yang dikelola Pertamina EP merupakan sumur tua yang kebanyakan merupakan sumur migas peninggalan Belanda sehingga pasti terjadi penurunan produksi secara alami dengan rata-rata mencapai 20-25%. Untuk itu Pertamina EP akan mencoba menahan penurunan produksi aecara drastis.

"Pengeboran pengembangan 2017 akan ditingkatkan ke 63 dari 43, ini usaha mempertahankan produksi. Kami juga akan mencari lapisan baru sebanyak 261 sumur tahun 2017. Ini upaya lebih cepat mempertahankan produksi," kata Roni.

Biarpun begitu, produksi minyak Pertamina EP Indonesia tahun depan diproyeksi turun hingga mencapai 2.700 bopd dari 87.700 bopd. Dengan begitu produksi minyak dari Pertamina EP menjadi 85.000 bopd.

Sementara itu untuk lifting gas, produksi gas dari blok Mahakam yng dioperatori oleh Total E&P Indonesia (TEPI) diproyeksi menurun hingga 76.600 boepd menjadi 196.400 boepd dari 273.000 boepd.

Presiden Direktur TEPI, Hardy Pramono mengatakan penurunan produksi gas dan kondensat di blok Mahakam disebabkan karena penurunan alami karena TEPI harus mengevaluasi usulan dan aktifitas pengeboran dan perawatan sumur akibat penurunan harga minyak sehingga kegiatan produksi tidak mencapai keekonomian.

"Ini estimasi per 31 agustus 2016, penurunan tajam karena pengeboran akan menurun karena kondisi ekonomi masing-masing lapangan," kata Hardy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×