kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Telkom sudah gunakan capex Rp 20,3 triliun


Kamis, 26 Oktober 2017 / 19:17 WIB
Telkom sudah gunakan capex Rp 20,3 triliun


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) telah menggunakan belanja modal sebesar Rp 20,3 triliun hingga akhir September 2017. Belanja modal perusahaan pelat merah ini digunakan untuk membangun base transceiver station (BTS) guna mendukung mobile business serta menyelesaikan pembangunan akses dan infrastruktur backbone.

Selain itu, pada kuartal III-2017, anak usaha TLKM yakni Telkomsel juga mengeluarkan biaya-biaya di luar depresiasi sebesar Rp 38,8 triliun, naik 8,3% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 35,8 triliun.

Hingga akhir September 2017, Telkomsel telah membangun 23.158 BTS baru, sehingga total BTS yang beroperasi secara keseluruhan berjumlah 152.191 BTS.

Sebagai pengingat saja, Telkomsel secara resmi dinyatakan memenangkan lelang spektrum frekuensi 2,3 GHz beberapa waktu yang lalu. “Tambahan spektrum ini akan meningkatkan efisiensi belanja modal dan operasional, serta membuka peluang bisnis yang semakin besar untuk memperkuat posisi kami di industri,” jelas Harry M. Zen, Direktur Keuangan TLKM dalam siaran pers, Kamis (26/10).

Merujuk pada pemberitaan KONTAN sebelumnya, TLKM menganggarkan pendanaan berkisar Rp 26,7 triliun-Rp 29 triliun pada tahun ini. Dengan demikian, bisa dibilang, anggaran belanja modal Telkom sudah terserap 70% hingga 76,02%.

TLKM mencatatkan kinerja yang cukup memuaskan di kuartal III-2017. Kenaikan pendapatan sebesar 12,5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, dan laba naik sebesar 17,3% menjadi Rp 22,1 triliun.

Analis Mirae Asset Sekuritas, Giovanni Dustin mengatakan, pendapatan TLKM naik sesuai dengan konsensus, meskipun adanya kekhawatiran terhadap migrasi dari layanan telepon dan sms ke data, dan adanya penurunan yield data.

"Optimisme jangka panjang kami terhadap industri telko tidak berubah," Kata Giovanni dalam riset, Kamis (26/10). Ia juga bilang bahwa industri Telko saat ini merupakan industri yang overweight.

Saat ini rekomendasi saham TLKM masih dalam review. Namun demikian, sebelumnya, ia merekomendasikan trading buy di angka Rp 5.400 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×