kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

TGRA kembangkan 4 PLTMH di Sumatera Utara


Selasa, 16 Mei 2017 / 15:55 WIB
TGRA kembangkan 4 PLTMH di Sumatera Utara


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Perusahaan pembangkit listrik, PT Terregra Asia Energy Tbk berencana mengembangkan empat pembangkit listrik tenaga mini hidro (PLTMH) di Sumatera Utara. Dengan menggunakan skema kerja engineering, procurement and construction (EPC) dengan kontraktor, TGRA akan mulai melakukan take over bila proyek tersebut telah selesai dibangun.

Untuk itu, guna memenuhi kebutuhan pendanaan atas pembangunan tersebut, TGRA sudah menyiapkan opsi pendanaan dari lembaga keuangan dan perbankan.

"Kami akan mencari penawaran terbaik, sementara opsinya ada dari lokal dan asing," ujar Kho Sawilek, Direktur Keuangan TGRA di Bursa Efek Indonesia, Selasa (16/5).

Kho menyatakan, akan mulai melakukan proses pendanaan untuk 1,5 tahun yang akan datang. Pasalnya, keempat proyek tersebut tengah dalam pembangunan dan ditargetkan akan selesai pada 2019. "EPC kontrak itu sudah garansi pembangunan sampai selesai dari kontraktornya," katanya.

TGRA sudah menyiapkan belanja modal untuk investasi PLTMH tersebut. Besarannya mencapai US$ 70 juta yang sumbernya berasal dari lembaga keuangan maupun perbankan. Keempat proyek tersebut, termasuk proyek tahap pertama dengan total daya sebesar 35 megawatt.

TGRA juga sudah memiliki rencana untuk mengembangkan tahap II. Rencananya akan dilakukan setelah tahap I selesai. Perkiraannya, tahap II akan dimulai pada 2019 dengan empat proyek juga. Sehingga total hingga 2021 nanti, TGRA akan memiliki 8 PLTMH.

Dari berbagai proyek tersebut, TGRA membidik laba bersih sampai 2019 bisa mencapai Rp 85 miliar. TGRA membidik pendapatan sampai 2019 sebesar Rp 344 miliar. "Itu setelah pembangkit beroperasi dan kombinasi dengan bisnis kami yang lainnya," katanya.

Sebelumnya, TGRA banyak bergerak dibidang jasa teknis dan pemasok suku cadang pembangkit listrik. Namun, melihat peluang yang ada sejak 2010, TGRA mulai melakukan tahapan untuk menjadi independent power producer (IPP) yang mengkhususkan pada Energi Baru Terbarukan (EBT).

Sebagai holding company, Terregra memiliki dua anak usaha. Yakni PT Terregra Hydro Power (THP) yang membidangi pembangkit listrik tenaga air, dan PT Terregra Solar Power (TSP) di bidang pembangkit listrik tenaga surya. Keseluruhan aktivitas Terregra tersebut berada di Sumatera Utara dan Indonesia bagian timur, dimana memiliki total 11 proyek dengan target kapasitas terpasang 492 MW.

Dana IPO

TGRA hari ini menggelar penjualan saham perdana atau IPO. Dari aksi ini, perusahaan mendapatkan dana Rp 110 miliar dengan melepas sekitar 550 juta saham. Dalam prospektus TGRA, sebanyak 95% digunakan untuk penyertaan modal anak usaha PT Terregra Hydro Power. Penyertaan modal tersebut akan dilakukan secara bertahap pada 2017, 2018, dan 2019.

Dana penyertaan modal tersebut selanjutnya akan disalurkan oleh PT Terregra Hydro Power kepada anak-anak perusahaan, yakni PT Sumber Alam Energi Hidro, PT Berkah Alam Lestari Energi, dan PT Energi Alam Sentosa dalam bentuk pinjaman. Sebanyak 86% dari 95% penyertaan modal anak usaha tersebut, akan digunakan untuk kebutuhan porsi pembiayaan pada perjanjian EPC.

Porsi pembiayaan (ekuitas) tersebut harus dipenuhi saat 4 proyek PLTMH pada 3 anak perusahaan tersebut, mencapai commercial operating date (COD) yang direncanakan akan tercapai pada 2019.

Sementara itu, sekitar 14% dari 95% penyertaan modal anak usaha tersebut, akan digunakan untuk pembiayaan investasi atau belanja modal (capital expenditure) berupa penguasaan, pembebasan lahan, pengembangan proyek pada seluruh proyek pembangkit listrik pada anak perusahaan.

Sisanya, sekitar 5% dana IPO, akan digunakan sebagai modal kerja emiten untuk menunjang kegiatan operasional usaha jasa teknis dan pemasok suku cadang pembangkit listrik. Antara lain untuk pembayaran kepada pemasok, biaya overhead, serta biaya administrasi dan pemasaran.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×