kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tiga pembangkit EBT PLN dapat sertifikat penurunan emisi gas rumah kaca


Selasa, 12 Januari 2021 / 11:55 WIB
Tiga pembangkit EBT PLN dapat sertifikat penurunan emisi gas rumah kaca
ILUSTRASI. Petugas PLN Jayapura menata peralatan setelah memperbaiki listrik di sepanjang ruas jalan pantai Hamadi, Kota Jayapura, Papua. ANTARA FOTO/Indrayadi TH


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) kembali memperoleh sertifikat penurunan emisi gas rumah kaca dari tiga pembangkit energi terbarukan. 

Sertifikat penurunan emisi yang diperoleh kali ini yakni sejumlah 1,2 juta ton CO2eq yang berasal dari PLTA Musi di Bengkulu serta PLTA Renun dan PLTA Sipansihaporas di Sumatera Utara. Dengan penambahan ini, secara total PLN telah memperoleh sertifikat penurunan emisi sebanyak 7,9 juta ton CO2eq.

Sebagian dari sertifikat penurunan emisi tersebut sudah terjual di pasar internasional. Tahun ini, PLN mulai membuka layanan pembelian sertifikat penurunan emisi bagi individu, organisasi, maupun perusahaan-perusahaan di Indonesia yang peduli akan lingkungan dan krisis iklim.

Baca Juga: Walhi: Industri tambang Indonesia belum mampu mematuhi kaidah lingkungan dengan baik

Sertifikat penurunan emisi ketiga PLTA ini diperoleh melalui mekanisme Verified Carbon Standard (VCS) yang merupakan standar kualitas yang paling banyak digunakan untuk memverifikasi dan menerbitkan sertifikat penurunan emisi sukarela.

Selain melalui mekanisme VCS, PLN juga mengembangkan program penurunan emisi gas rumah kaca melalui Clean Development Mechanism (CDM) yang merupakan salah satu mekanisme perdagangan karbon di bawah Perjanjian Protokol Kyoto.

Program CDM PLN meliputi dua pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP), yaitu PLTP Kamojang dan PLTP Lahendong. Kedua pembangkit tersebut telah memperoleh sertifikat penurunan emisi sebesar 309.000 ton CO2eq.

Pembangunan pembangkit energi terbarukan membutuhkan investasi yang sangat besar. Oleh karena itu, adanya insentif dari penjualan sertifikat penurunan emisi membantu pengembangan energi terbarukan di Indonesia.

Baca Juga: Begini upaya pemeliharaan lingkungan tambang Indika Energy (INDY)

“PLN memandang pendanaan karbon sebagai peluang untuk mendukung aspirasi energi bersih (green transformation) yang kami canangkan. Kami berpartisipasi baik dalam pasar karbon kepatuhan (compliance) maupun dalam pasar karbon sukarela dengan mengembangkan program-program penurunan emisi karbon melalui mekanisme CDM dan VCS,” ungkap Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini dalam siaran pers, Senin (11/1).




TERBARU

[X]
×