kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tiga Pilar akan produksi minuman Capri-Sun


Rabu, 20 Desember 2017 / 11:00 WIB
Tiga Pilar akan produksi minuman Capri-Sun


Reporter: Petrus Dabu | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kehilangan bisnis beras tak membuat PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk patah arang. Bulan Januari atau Februari 2018 nanti, perusahaan tersebut menjadwalkan operasional pabrik minuman Capri-Sun di Karanganyar, Jawa Tengah.

Capri-Sun bukan rencana bisnis mendadak. Tiga Pilar melalui PT Poly Meditra Indonesia sudah meneken kerja sama dengan sang pemilik merek asal Jerman, yakni Capri Sun AG, sejak tahun 2015.

Namun kedua perusahaan baru akan membicarakan biaya lisensi lima tahun setelah penandatanganan kesepakatan atau tiga tahun pasca pabrik beroperasi. "Kami mendapatkan deal yang sangat baik sekali, lima tahun pertama free license dan kami mendapatkan support untuk advertising," ujar Hendra Adisubrata, Chief Executive Officer Food PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, saat paparan publik, Selasa (19/12).

Adapun lokasi pabrik Capri-Sun di Karanganyar berdekatan pabrik Tiga Pilar yang lain. Perusahaan yang tercatat dengan kode saham AISA di Bursa Efek Indonesia tersebut menggelontorkan dana investasi Rp 128 miliar.

Pabrik Capri-Sun berkapasitas 12.000 pouch per jam dengan target utilitas produksi 70%. Tahun 2020 nanti, kapasitas pabrik bakal membesar karena Tiga Pilar akan menambah lini produksi.

Meski rencana operasional pabrik tinggal selangkah lagi, Tiga Pilar belum menetapkan target kontribusi bisnis Capri-Sun. Pasalnya, mereka belum memutuskan harga persis per kemasan. Sementara ini, mereka menyodorkan rentang harga jual Rp 5.500–Rp 6.000 per pouch Capri-Sun.

Kompensasi beras

Selain menambah produk baru, Tiga Pilar juga merilis varian baru dari produk lama. Sepanjang tahun ini saja, ada 11 varian produk baru. Perinciannya, empat varian produk beras dan tujuh makanan ringan dan mi.

Meskipun masih lebih banyak merilis varian produk non beras, Tiga Pilar mengaku tak serta-merta bisnis beras bisa tergantikan. Sebagaimana diketahui, rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) November 2017 menyepakati divestasi seluruh saham Tiga Pilar dalam PT Dunia Pangan, anak perusahaan yang berbisnis beras.

Sjambirie Lioe, Finance Coordinator PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk mengatakan, potensi pendapatan yang hilang dari bisnis beras sekitar Rp 2 triliun. "Butuh waktu yang cukup lama untuk mengompensasi kehilangan revenue itu," katanya.

Namun demikian, Tiga Pilar tetap percaya diri mampu mengantongi pertumbuhan kinerja tanpa bisnis beras. Perusahaan itu menargetkan kenaikan penjualan antara 10%–15% pada tahun 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×