kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Transparansi data dan pasokan penentu kestabilan harga daging ayam


Jumat, 19 Maret 2021 / 12:23 WIB
Transparansi data dan pasokan penentu kestabilan harga daging ayam
ILUSTRASI. Transparansi data dan pasokan penentu kestabilan harga daging ayam


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Semenjak awal tahun 2019, harga jual ayam hidup ditingkat peternak selalu di bawah Harga Pokok Produksi (HPP) akibat kelebihan pasokan. Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Peternakan dan Kesehatan Hewan (KH) tengah mengupayakan langkah stabilisasi pasokan dengan harapan harga ayam hidup di tingkat peternak membaik.

Data Kementan menyebutkan bahwa potensi produksi ayam hidup sejak Agustus-Desember 2020 tumbuh 8,01% dengan rataan tiap bulan sebanyak 259,4 juta ekor atau setara daging ayam sebanyak 304.300 ton. 

Sementara kebutuhannya sebanyak 137,7 juta ekor atau setara daging ayam sebanyak 161.500 ton sehingga potensi surplus masih terlalu tinggi sebesar 88,44% rata-rata per bulan sebanyak 121,7 juta ekor atau setara daging ayam sebanyak 142,8 ribu ton. 

Kondisi kelebihan pasokan ini perlu segera ditangani dengan tindakan tegas agar kondisi harga ayam yang fluktuatif tidak berlarut-larut. Kementan juga telah menerapkan dan terus memantau pengurangan DOC FS melalui Cutting Hatching Egg (HE), Penyesuaian Setting HE dan afkir dini Parent Stock (PS). 

Baca Juga: Pengusaha optimistis tak ada gejolak harga jelang Ramadan

Saat ini, implementasi kebijakan menjadi fokus utama Ditjen PKH, dan terbukti sejak akhir tahun lalu harga live bird berangsur membaik bahkan stabil hingga hari ini.  Terkait implementasi, Pemerintah juga menyadari peran penting dan kolaborasi dari seluruh pelaku usaha perunggasan. Transaparansi data dari setiap pelaku usaha menjadi kunci keberhasilan penerapan kebijakan-kebijakan yang telah dikeluarkan. 

Selain itu, masukkan dari lembaga kajian independen yang kredibel juga diperlukan untuk membangun industri perunggasan yang berkelanjutan.

Direktur Pembibitan dan Produksi Ternak Kementan, Sugiono, menyatakan bahwa selain penerapan kebijakan cutting HE dan afkir dini PS, penetapan jumlah impor GPS harus dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan, untuk menjaga agar kelebihan pasokan tidak terus-menerus terjadi. 

“Kementan tengah meninjau ulang aturan pemberian impor GPS kepada pelaku usaha peternakan unggas, agar izin impor yang diberikan kepada pelaku usaha harus transparan dan didasari dengan terpenuhinya kriteria-kriteria tertentu yang telah ditetapkan pemerintah,” ujarnya.

Baca Juga: Pasokan Pangan Aman Hingga Mei Tapi Ada Potensi Kenaikan Harga




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×