kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

UNTR: Permintaan alat berat belum rebound


Kamis, 27 Februari 2014 / 14:37 WIB
UNTR: Permintaan alat berat belum rebound
ILUSTRASI. Jadwal Liga Champions Copenhangen vs Man City.


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Kendati kinerja di Januari lumayan baik, PT United Tractors Tbk (UNTR) memilih tetap konservatif menatap bisnis di tahun ini.

Sara K. Loebis, Sekretaris Perusahaan UNTR bahkan mengatakan, pertumbuhan penjualan di Januari belum bisa menjadi indikasi perbaikan (rebound) permintaan alat berat di 2014.

Kenaikan volume "Komatsu" di Januari, lanjut Sara, lebih banyak didorong beberapa program penjualan yang diluncurkan UNTR. Program ini mencakup paket promosi produk, suku cadang dan jasa yang ditawarkan UNTR kepada para pelanggannya.

Ini menjadi strategi UNTR dalam menghadapi ketatnya persaingan terutama di segmen non-pertambangan batubara. "Jadi, belum menjadi indikasi adanya rebound yang berarti," kata Sara kepada KONTAN, Kamis (27/2).

Berdasarkan data di situs resmi UNTR, penjualan alat berat "Komatsu" mencapai 503 unit di Januari 2014, lebih tinggi 22,98% dibandingkan bulan pertama tahun lalu yang sebanyak 409 unit.

Ini merupakan penjualan alat berat bulanan tertinggi UNTR setidaknya sejak Oktober 2012 lalu. Sejak pertengahan 2012, bisnis alat berat UNTR terbilang berdarah-darah lantaran penurunan permintaan dari sektor pertambangan batubara.

Padahal, sektor ini menjadi andalan untuk menyerap alat berat UNTR setiap tahunnya. Berkaca pada situasi di satu setengah tahun terakhir, UNTR hanya menargetkan penjualan "Komatsu" sebanyak 4.500 unit di 2014.

Target ini hanya naik 7,1% dari realisasi 2013 yang sebanyak 4.203 unit. Sara pernah bilang, kenaikan ini akan lebih banyak ditopang oleh penjualan ke sektor non-tambang, yakni agribisnis, konstruksi dan kehutanan.

UNTR meyakini permintaan alat berat dari sektor non-tambang bisa terus menanjak di tahun ini. Problemnya, alat berat yang diserap sektor non-tambang biasanya memang berukuran kecil-menengah. Ini berbeda dengan sektor batubara yang lebih membutuhkan alat berat berskala besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×