kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Usaha toko kecantikan online makin ciamik


Rabu, 02 Maret 2016 / 14:29 WIB
Usaha toko kecantikan online makin ciamik


Reporter: Fransiska Firlana, Laurensius Marshall Sautlan Sitangganag | Editor: S.S. Kurniawan

Dengan internet, keinginan orang membuka lapak untuk menjajakan dagangan bisa terfasilitasi dengan mudah. Tak cuma menawarkan produk-produk semacam elektronik, produk pakaian, sepatu, tas, kini produk kecantikan macam bulu mata dan pensil alis pun dengan mudah bisa dijajakan di dunia maya.

Penjual bulu mata atau pensil alis pun makin leluasa dengan memajang dagangan di media online. Sebab dengan media online, promosi menjadi lebih mudah.

Penjual cukup membuat tutorial cara pemakaian si makeup. Pembeli dengan sendirinya akan mengerti kegunaan dan pemakaiannya.

Si pembeli bisa melihat langsung cara cara pemakaian produk melalui video atau gambar tutorial tersebut. Bila tak jadi beli, dia tak akan merasa malu. Namun, bila tertarik ia bisa langsung mengontak si penjual.

Tren-tren makeup dan berias diri memang makin intens dua tahun terakhir. Mulai tren menghias kuku, membentuk alis, sampai pamer bibir seksi nan padat dengan matte lipstick.

Tren itu makin terbentuk dengan ramainya toko-toko kosmetik online yang menyajikan beragam tutorial merias diri. Alhasil, mereka yang ingin belajar mekap bisa belajar dari tutorial ini.

Tak heran bila Irene Ursula menjajal untuk menjual produk kecantikan dan perawatan secara online. Tahun 2013, ibu satu anak ini mendirikan toko online khusus kosmetik melalui website yang dibangunnya bernama BeautyHaulindo.com. "Awalnya cuma iseng, eh jadi keterusan," katanya.

Irene awalnya hanya memajang foto koleksi mekap pribadinya di media sosialnya. Tak disangka, produk kecantikan yang ia gunakan mendapat respon dari rekan-rekannya. Banyak dari rekan Irene yang tertarik untuk memiliki.

Untuk memulai usahanya, Irene menggelontorkan modal Rp 10 juta. Sekarang, Irene mampu menjual 520 item sampai 2.600 item produk kecantikan per bulan. Harga produk kecantikan yang ditawarkan Irine mulai Rp 50.000 per item sampai Rp 700.000 per item.

"Berbisnis lewat online itu jauh lebih menyenangkan ketimbang kita duduk di toko. Kita tidak harus serta merta berinteraksi secara tatap muka dengan konsumen. Biaya dan tenaga yang dikeluarkan juga tidak banyak," ujar Irene.

Karena alasan itulah, sekalipun omzet sudah besar, Irine enggan membuka toko konvensional. Menurut Irene, membuka toko offline membutuhkan investasi yang nilainya jauh lebih besar. Penjualan dirasa akan sulit karena belum tentu semua konsumen bisa menjangkau toko offline.

Selain itu, penjual yang menggunakan toko konvensional harus memikirkan display barang. Sementara toko online, sudah tentu hanya membutuhkan keahlian membuat foto yang menarik untuk dipajang di akun berbagai situs media sosial.

Hal itu pula yang mendorong Anasti Eldaresa Sembiring membuka toko online kosmetik melalui akun intagram @favorshop_tahun 2013. Sekalipun baru dua tahun berbisnis dan melalui akun Instagram saja, Elda, sapaan Eldaresa, saat ini sudah mampu menjual 450 item sampai 600 item produk perawatan tubuh. Lumayan, kan?

Pemain lain yang juga sudah merasakan manisnya berbisnis aneka produk kecantikan dan perawatan tubuh adalah Dina Daniasri, pemilik Makeupuccino.com. Dina memulai bisnis tahun 2011 dengan modal Rp 8 juta.

Kala itu media yang digunakan oleh Dina untuk berjualan kosmetik adalah Facebook dan group BlackBerry Massenger (BBM). Lalu berkembang melalui Twitter dan Instagram.

Baru tahun ini, Dina fokus untuk mengelola website untuk menjalankan bisnis. "Awalnya cuma jualan ke teman-teman kantor tapi tak tahunya berkembang dan mulai berbisnis via online," ujarnya.

Produk yang ditawarkan Dina harganya berkisar Rp 50.000 hingga Rp 800.000. Dalam sebulan, Dina mampu menjual 10.400–18.200 produk. "Keuntungan yang didapat dari bisnis ini sekitar 10% sampai 20%," ungkap Dina.

Siapa mau mengikuti jejak mereka?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×