kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Volume transaksi naik, ICDX gencar luncurkan kontrak investasi baru


Kamis, 19 Juli 2018 / 19:53 WIB
Volume transaksi naik, ICDX gencar luncurkan kontrak investasi baru
Kontrak Investasi Baru ICDX


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Volume transaksi di Bursa Komoditi Derivatif Indonesia (BKDI) atau Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX) terus mencatatkan peningkatan. Hingga semester I 2018, total volume transaksi di ICDX naik 13,8% dibanding periode sama tahun lalu sehingga mencapai 2.208.610,04 lot dari sebelumnya 1.940.336,23 lot.

Peningkatan transaksi tersebut masih banyak disumbang dari volume transaksi tin complex dengan porsi lebih dari 50% terhadap total volume transaksi multilateral. Lebih rinci, volume transaksi tin complex naik 2,28% pada semester I 2018 dibanding periode tahun lalu dengan volume mencapai 71.478 lot.

Di sisa semester II 2018, ICDX fokus mengajak para pelaku pasar komoditas untuk bertransaksi secara transparan melalui bursa ICDX. Demi menaiikan volume transaksi dan menjaring pelaku pasar, ICDX tengah mempersiapkan produk investasi baru terbaru bertajuk Gold, Oil dan Forex (GOFX) atau kontrak multilateral untuuk komoditas emas, minyak bumi, dan forex.

Chief Executive Officer (CEO) ICDX Lamon Rutten mengatakan, GOFX merupakan produk yang berisi sekumpulan kontrak multilateral dan langsung diperdagangkan di bursa. Kontrak spot forex GOFX ini juga diklaim sebagai exchange-traded spot forex pertama di Asean dan kedua di dunia.

Lamon menargetkan, GOFX bisa beroperasi pada Agustus 2018. Sebelumnya, perdagangan emas maupaun forex sudah berjalan di ICDX tetapi sifatnya masih melalui sistem perdagangan alternatif (SPA).

Anang E. Wicaksono, Manager Learning Center menyebutkan, volume SPA untuk produk forex dan emas hingga semester I 2018 mencapai 1.679.598 lot. Melihat jumlah yang cukup besar tersebut menjadi alasan ICDX meluncurkan GOFX.

"Tiap pialang di ICDX bisa menggunakan GOFX, likuiditas banyak dan menawarkan harga yang lebih murah dibandingkan  kontrak komoditi di bursa berjangka lainnya di luar negeri," kata Lamon, Kamis (19/7). Lamon bilang, nilai setiap kontrak hanya dipatok US$ 10.000, jauh lebih murah dibandingkan dengan kontrak di bursa komoditi luar yang nilainya bisa mencapai US$ 100.000 per kontrak.

Lamon berharap, dengan GOFX juga bisa mengurangi jumlah pialang ilegal di Indonesia. "Saya lihat banyak tawaran pialang yang ilegal di internet, saya berharap masyarakat bisa mengerti bahwa lebih sehat berjualan di bursa yang memiliki regulasi," kata Lamon.

Selain itu, ICDX juga menargetkan akan meluncurkan kontrak berjangka untuk mata uang kripto dalam tahun ini. Kontrak ini akan dirilis di kuartal IV 2018. Sebelumnya, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan telah membuka pintu bagi uang kripto untuk masuk sebagai komoditas di bursa berjangka.

Lamon mengaku, saat ini ICDX terus mempersiapkan strategi dan dokumen untuk mengidentifikasi uang kripto mana saja yang akan diperdagangkan untuk pertama kali nantinya. Menurutnya, saat ini proses persiapan software untuk perdagangan kontrak uang kripto ini sudah rampung sekitar 80%.

Lamon memproyeksikan, mata uang kripto akan menarik minat masyarakat seiring perkembangan teknologi dan berbagai efisiensi yang bisa diberikan mata uang kripto. Namun, Lamon menegaskan, peluncuran kontrak berjangka uang kripto bukan berarti bertujuan menjadikan mata uang kripto sebagai alat pembayaran, melainkan sebagai aset investasi.

Lamon mengatakan, lebih baik lagi bila uang kripto tidak hanya dijadikan sebagai aset, melainkan bisa dipergunakan untuk membangun infrastruktur pembangunan ekonomi baru. Karena mungkin saja di masa depan para perusahaan menggunakan uang kripto untuk menciptakan efisiensi bisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×