kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,68   4,22   0.46%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Waspadai gelombang kedua corona, rumah sakit mulai bebenah


Kamis, 02 Juli 2020 / 07:34 WIB
Waspadai gelombang kedua corona, rumah sakit mulai bebenah


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Pratama Guitarra

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki masa transisi tatanan normal baru (new normal) muncul kewaspadaan adanya gelombang kedua virus korona (Covid-19). Oleh karena kewaspadaan itu, Rumah Sakit (RS) sudah siap bebenah untuk menangani pasien Covid-19.

Ketua Terpilih Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Adib Khumaidi menyatakan kesiapan fasilitas kesehatan harus jadi fokus utama. "Karena sebelum edukasi dan sosialisasi new normal kepada masyarakat, fasilitas kesehatannya harus siap dulu," ujarnya, Selasa (30/6).

Menurutnya, persiapan tersebut penting mengingat pada awal pandemi Maret lalu, setiap rumah sakit kesulitan menghadapi jumlah pasien Covid-19 yang mengalami peningkatan. Seperti diketahui, hanya tiga rumah sakit pemerintah di Jakarta yang ditunjuk sebagai rujukan Covid-19, belum lagi kendala tes PCR yang belum masif.

Baca Juga: Bentuk holding RS BUMN, Pertamina Bina Medika tandatangani pengambilalihan saham ini

Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina Bina Medika (Pertamedika IHC), Fathema Djan Rachmat menyebutkan, pihaknya terus berbenah untuk mengantisipasi adanya gelombang kedua pandemi Covid-19.

Saat ini, pihaknya menyiapkan tiga pilar yakni meliputi speed, acces, dan prevention. "Karena kami mau menghadapi second wave jadi kami juga harus ancang-ancang," ujarnya.

Dus, ketiga pilar itu akan didukung oleh teknologi dan telemedicine. Selain itu, pihaknya juga membuat sistim logistik untuk mengetahui kebutuhan logistik, supply chain, value change, dan lainnya.

Baca Juga: BPJS Kesehatan pastikan tak memiliki utang klaim jatuh tempo per awal Juli 2020 BPJS Kesehatan pastikan tak memiliki utang klaim jatuh tempo per awal Juli 2020

Hal itu dilakukan mengingat pada awal kemunculan Covid-19 di Indonesia, ia mengaku terjadi kekacauan lantaran kurangnya persediaan medis sehingga harus membeli persediaan dari luar negeri. Maka dari itu, saat ini pihkanya akan bekerjasama dengan berbagai perusahaan untuk memastikan ketersediaan alat medis.

VP Director Siloam Hospital Group, Caroline Riady berharap rumah sakit swasta dapat membantu pemerintah dalam melakukan tes PCR sampai 30.000 per hari.
Selain itu rumah sakit swasta diharapkan bisa mulai mengatur cashflow-nya kembali lewat peningkatan kunjungan rawat inap maupun rawat jalan karena kebijakan relaksasi.

"Cashflow kami saat itu bisa sampai 2,5 bulan yang akhirnya kami pilih untuk investasi karena sebagai swasta seharusnya ikut mendukung penanganan Covid-19," tandasnya. Dari investasi itu pihak swasta sekarang sudah mampu melakukan sekitar 20.000 tes PCR. Bahkan, Siloam menyediakan 1.000 tempat tidur di seluruh 39 jaringan Siloam seluruh Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×