kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wijaya Karya telah meraih kontrak Rp 25 triliun


Kamis, 20 September 2012 / 08:08 WIB
Wijaya Karya telah meraih kontrak Rp 25 triliun


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Perusahaan konstruksi pelat merah, PT Wjaya Karya Tbk, telah mengantongi kontrak senilai total Rp 25 triliun per akhir Agustus 2012. Nilai itu mencakup kontrak baru sekaligus sisa kontrak tahun lalu atau carry over.

Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya, Natal Argawan Pardede, merinci, total kontrak itu meliputi sisa kontrak tahun lalu senilai Rp 15 triliun dan kontrak baru yang mencapai Rp 10 triliun. "Kebanyakan masih proyek-proyek pemerintah, seperti infrastruktur perminyakan, jalan, jembatan, pengairan dan listrik," ujar Natal Argawan, Selasa (18/9).

Hingga akhir 2012, emiten berkode saham WIKA ini menargetkan bisa mengantongi kontrak baru senilai Rp 16,5 triliun. Menurut Natal, target tersebut masih sesuai target. Hingga akhir September 2012, kontrak baru yang telah diterima WIKA diperkirakan mencapai Rp 11,97 triliun.

Proyek lain yang bakal digarap WIKA adalah mass rapid transportation atau MRT. Dari total enam paket yang ditenderkan, WIKA mengikuti lima paket tender.

Paket tersebut meliputi tiga proyek pembangunan elevated (jalan layang) dan dua paket underground (bawah tanah). Untuk proyek elevated, Wijaya Karya bekerjasama dengan Tokyo Corporation.

Sedangkan di dua proyek underground, WIKA bergabung dengan Obayashi Corporation, Hazama Corporation, dan Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. "Porsi kami di tiga proyek elevated sebesar 40%. Sedangkan di proyek underground sebesar 15%," ungkap Natal.

Dia mengaku belum menghitung berapa jumlah total dana yang harus dikeluarkan untuk pengerjaan megaproyek tersebut. Hanya saja, nilai enam paket proyek itu ditaksir mencapai Rp 16 triliun.

Di tahun ini, manajemen Wijaya Karya juga telah mengerek kebutuhan belanja modal atau capital expenditure (capex). Semula perseroan mengalokasikan dana sekitar Rp 600 miliar untuk capex 2012. Belakangan, WIKA menaikkan belanja modal tahun ini menjadi Rp 630 miliar.

"Kami sedang mengerjakan proyek di Papua, jadi butuh dana tambahan untuk mobilisasi peralatan," jelas Natal. Proyek yang sedang digarap antara lain proyek pembangunan jalan dan pembukaan lahan perkebunan.

Di semester I 2012, WIKA mencatatkan penjualan bersih senilai Rp 4,02 triliun. Jumlah ini meningkat 21,45% dari penjualan di semester I 2012. Laba bersihnya juga tumbuh 27,69% year-on-year menjadi Rp 180,07 miliar. Harga WIKA, Rabu (19/9), naik 1,79% menjadi Rp 1.140 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×