kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45937,00   8,64   0.93%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada larangan mudik Lebaran, begini dampaknya ke trafik tol Astra Infra


Senin, 03 Mei 2021 / 19:14 WIB
Ada larangan mudik Lebaran, begini dampaknya ke trafik tol Astra Infra
ILUSTRASI. Kendaraan melintas di Tol Cipali Palimanan, Cirebon, Jawa Barat yang dimiliki Astra Infra


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Larangan mudik Lebaran tahun ini kembali berdampak terhadap arus lalu lintas (traffic) jalan tol, khususnya yang berkarakteristik jalan tol konektivitas. Sebaliknya, jalan tol dalam kota atau wilayah aglomerasi diproyeksi masih stabil.

CEO Group Astra Infra Djap Tet Fa mengungkapkan, pihaknya belum mengasumsikan adanya larangan mudik Lebaran dalam penyusunan rencana anggaran (budgeting) Astra Infra tahun 2021. Sebab, pemerintah baru mengumumkan adanya larangan mudik Idul Fitri pada bulan April lalu.

Dia memperkirakan, secara rerata penurunan trafik pada saat masa larangan mudik tanggal 6 Mei -17 Mei 2021 berada di kisaran 25%-30% dari asumsi trafik pada bulan Mei.  

"Terhadap budget yang kami buat akan ada penurunan, di Mei ini akan ada koreksi. Hitungan kami bisa 25%-30%. Kalau dihitung dari perbandingan bulan sebelumnya (April) bisa jadi turun sampai 15%," jelas Djap Tet Fa dalam media gathering virtual yang digelar Senin (3/5).

Namun CEO Toll Business Road Group Astra Infra Kris Ade Sudiyono menekankan, penurunan trafik tidak akan berlaku pada seluruh ruas tol. Artinya, dampak pelarangan mudik terhadap trafik tol akan beragam.

Menurut dia, penurunan trafik hanya akan terjadi pada jalan tol bertipe konektivitas seperti Trans Jawa. Sedangkan untuk jenis tol kota atau kawasan aglomerasi, volume trafik ditaksir tetap stabil, bahkan bisa mengalami peningkatan.

Baca Juga: Jalan tol kembali ramai, pendapatan Astra Infra tumbuh 8% di kuartal I-2021

Sebab, mobilitas masyarakat di kawasan aglomerasi tidak dilarang. Apalagi Astra Infra memiliki tol dengan kombinasi dari karakteristik tol kota dan konektivitas. 

"Dampaknya akan berbeda-beda antara tol konektivitas dan tol kota. Jadi mudah-mudahan untuk jalan tol yang di area aglomerasi tidak terdampak, malah mungkin akan meningkat," jelas  Kris.

Sebagai informasi, melalui Astra Infra memiliki tujuh ruas jalan tol yang merupakan kombinasi jalan tol berjenis konektivitas dan aglomerasi. 
Ketujuh ruas tersebut adalah Tol Tangerang-Merak, Tol Cikopo-Palimanan, Tol Jombang-Mojokerto, Tol Surabaya- Mojokerto, Tol Semarang-Solo, Tol Kuncirang-Serpong, dan Tol Kebon Jeruk-Ulujami (Tol JORR I W2N). 

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT Lintas Marga Sedaya, pengelola Astra Infra Tool Road - Cikopo Palimanan (Cipali) Firdaus Azis, mengungkapkan, pada akhir pekan lalu, trafik di Tol Cipali ada di kisaran 58.000-60.000. Dibandingkan dengan akhir pekan normal, angka tersebut naik sekitar 9%.

Menurut Firdaus, angka itu belum signifikan jika dibandingkan Lebaran dalam kondisi sebelum pandemi Covid-19. Dia pun memproyeksikan pada periode H-10 hingga H+10, trafik di Tol Cipali akan turun sekitar 68% dibandingkan dengan Lebaran tahun 2019.

"Kami bandingkan dengan 2019. Tahun 2020 nggak bisa dibuat perbandingan karena waktu itu ada larangan total," sebut Firdaus.

Namun, trafik di Tol Cipali pun bisa tertolong dengan adanya mobilitas aglomerasi dari Cirebon, Subang dan beberapa daerah di sekitaran Jawa Barat. "Mungkin itu bisa membantu menaikkan trafik dibanding 2020, walaupun itu masih di bawah kondisi normal," imbuh Firdaus.

Namun, secara keseluruhan, Djap Tet Fa yakin trafik pada tahun ini tetap akan lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Pasalnya setelah terkoreksi akibat pandemi covid-19 pada tahun lalu, kinerja Astra Infra mulai bertumbuh pada awal tahun ini. 

Anak Usaha dari PT Astra International Tbk (ASII) ini mencatatkan kenaikan pendapatan dari konsesi jalan tol  sebanyak  8% pada kuartal I-2021 dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. 

 

Pertumbuhan pendapatan tersebut sudah termasuk kontribusi dari jalan tol Kebon Jeruk-Ulujami sepanjang 7,7 kilometer (km) yang baru diakuisisi Astra Infra pada November 2020 lalu. Sayangnya, Djap Tet Fa tidak membuka nilai pendapatan Astra Infra pada Kuartal I lalu. Begitu juga dengan target pendapatan sepanjang tahun ini.

"Kami mengalami kondisi yang cukup terkoreksi pada tahun lalu. Tahun ini sampai kuartal 1, kami mencatatkan pertumbuhan di mana revenue naik 8% termasuk dari tol yang diakuisisi November 2020. Untuk tahun ini, Astra Infra berkeyakinan trafik akan lebih baik dibandingkan tahun lalu," pungkasnya.

Selanjutnya: PLTU Kalbar-1 Unit 2 berhasil sinkron, PLN pangkas pembelian listrik dari Malaysia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×