kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AEKI: Pertumbuhan bisnis kopi kemasan di tingkat lokal berjalan lamban tahun ini


Senin, 23 September 2019 / 17:41 WIB
AEKI: Pertumbuhan bisnis kopi kemasan di tingkat lokal berjalan lamban tahun ini
ILUSTRASI. Pengemasan kopi lintong


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren konsumsi kopi sachet alias kopi kemasan di tingkat domestik diperkirakan tidak bakal naik secara tajam. Popularitasnya mulai berkurang digantikan produk kopi Ready To Drink (RTD) yang mulai naik daun.

Menurut Moelyono Soesilo, Wakil Ketua Umum Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) pertumbuhan demand kopi sachet berjalan lamban.

"Tahun ini kemungkinan pertumbuhan di ranah domestik hanya 1%-2% saja, tampaknya orang mulai jenuh," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Senin (23/9).

Baca Juga: Bisnis kopi kemasan semakin legit

Bentuk sachet mulai ditinggalkan seiring mobilitas konsumen di perkotaan yang tinggi sehingga tak memungkinkan memproses terlebih dahulu produk tersebut dan menginginkan kopi instan dalam bentuk botol RTD saja.

Ditunjang juga, kata Moelyono, oleh perilaku konsumen muda (millenial) yang menyukai tren konsumsi kopi dingin.

Kopi RTD pun, ia prediksi mampu tumbuh 6%-8% tiap tahunnya, hanya saja secara volume belum besar. Pasar kopi sachet sendiri masih seksi karena menurut AEKI 80%-85% produk kopi olahan dikuasai jenis bungkusan tersebut.

Persaingan di pasaran produk kopi olahan kata Moelyono juga semakin ketat dengan beragam merek, oleh karena itu setiap produsen harus pintar dalam melakukan branding dan tahu target pasar yang dibidik. Apalagi konsumsi kopi olahan di dalam negeri telah mencapai angka 320.000 ton setiap tahunnya.

Baca Juga: Harga kopi ekspor lebih murah, pengusaha tertarik jual ke domestik

Sejauh ini harapan pelaku industri kopi olahan lokal agar pemerintah menerapkan regulasi yang dapat menjaga keberlangsungan industri dan berkomitmen pada investasi baru.

Sebab Moelyono menyebutkan, Indonesia dipandang sebagai pasar yang menarik bagi investasi pabrikan kopi luar negeri untuk masuk, asosiasi menekankan regulasi harus dapat mendorong investasi baru di dunia kopi olahan jadi tidak sekadar hanya pemberian ijin distribusi atau pinjam tempat produksi saja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×