kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Akuisisi INCO pakai global bond, utang Inalum bisa tembus US$ 6,5 miliar


Jumat, 08 Mei 2020 / 06:43 WIB
Akuisisi INCO pakai global bond, utang Inalum bisa tembus US$ 6,5 miliar
ILUSTRASI. Suasana di pabrik aluminium PT Inalum di Medan, Sumatera Utara.foto dok.Inalum


Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mind Id atau PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) sedang membutuhkan dana jumbo. Induk BUMN Pertambangan itu membidik pendanaan US$ 500 juta dari penerbitan surat utang global (global bond) di Bursa Singapura atau Singapore Exchange (SGX).

Berdasarkan pengumuman di SGX, Rabu (6/5) lalu, manajemen Inalum akan menggunakan dana hasil penerbitan global bond untuk sejumlah keperluan, antara lain mengakuisisi 20% saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan membiayai kembali (refinancing) surat utang lainnya.

Baca Juga: Kantong Freeport Indonesia Kempes Tersedot Biaya Investasi

Lembaga pemeringkat Moody's Investors Service telah menetapkan peringkat Baa2 untuk surat utang senior yang akan diterbitkan Inalum. Prospek surat utang tersebut negatif. Pandangan negatif mencerminkan peningkatan leverage Inalum dan likuiditas yang lemah, merupakan cerminan profil kredit anak usaha Mind Id yang juga lemah di tengah tekanan harga komoditas.

"Penerbitan obligasi Inalum untuk mendanai rencana akuisisi 20%-25% saham Vale Indonesia, pembiayaan kembali utang Inalum dan anak usahanya serta memperpanjang profil jatuh tempo utangnya," kata Nidhi Dhruv, Wakil Presiden dan Analis Senior Moody's, dalam pernyataan resminya Rabu (6/5).

Baca Juga: Bukit Asam (PTBA) kaji dampak Covid-19 terhadap kinerja tahun ini

Selanjutnya, Moody's memproyeksikan kinerja keuangan Inalum cenderung tertekan di tengah pelemahan harga komoditas, ditambah rencana akuisisi saham INCO yang akan didanai melalui utang. Hal tersebut akan mendorong tingkat utang konsolidasi menjadi sekitar US$ 6,5 miliar atau Rp 98,33 triliun (kurs Rp 15.127 per dollar AS), dan gross leverage menjadi 8,0x pada tahun ini dari posisi 6,2x di tahun 2019.

Moody's memperkirakan leverage Inalum akan tetap meningkat di kisaran 8,0x-8,5x hingga 2022, sampai PT Freeport Indonesia mulai membayar dividen sehingga akan meningkatkan EBITDA konsolidasi Grup Inalum. "Kami tidak berekspektasi adanya pengurangan tingkat utang absolut Grup Inalum hingga 2022," sebut Dhruv. Inalum memiliki 51,2% saham Freeport Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×