kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ALI prediksi bisnis logistik anjlok 80% saat masa pandemi virus corona


Senin, 01 Juni 2020 / 17:58 WIB
ALI prediksi bisnis logistik anjlok 80% saat masa pandemi virus corona
ILUSTRASI. Bisnis logistik turun selama masa pandemi


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi corona (Covid-19) telah menghantam ekonomi dan bisnis di Indonesia. Salah satu sektor yang terpapar paling fatal ialah logistik. Penerapan new normal pun diprediksi tidak akan mudah mengangkat kembali bisnis logistik yang telah terperosok cukup dalam.

Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita menaksir, secara keseluruhan bisnis logistik turun hingga 80% di masa pandemi virus corona. Kondisi itu dengan memperhitungkan volume pengangkutan barang dibandingkan tahun lalu.

Zaldy membeberkan, sektor logistik sudah mulai kontraksi sejak Januari lalu, lantaran penurunan ekspor dan impor dari dan ke China. Kondisi itu terasa hingga bulan Maret. Bahkan, di bulan ketiga itu, segmen logistik yang melayani industri atau perdagangan yang terhenti akibat Covid-19 sangat terdampak.

Baca Juga: Periode Lebaran, volume pengiriman Lion Parcel tumbuh 10%

Ia menyebut, dari Maret sampai Mei, sejumlah segmen logistik memang masih bisa menggerakkan roda usahanya. Hal ini terjadi pada logistik di sektor bisnis yang masih bergerak atau yang mengalami peningkatan saat Covid-19, seperti e-commerce, fast moving customer goods (FMCG) dan food and beverage (F&B).

Sedangkan mulai Juni hingga Agustus, Zaldy memprediksi bisnis logistik secara keseluruhan akan berkurang seiring dengan pelemahan daya beli masyarakat. Sekalipun kebijakan new normal bakal diberlakukan ALI memprediksi hal tersebut tidak akan secara gampang mengangkat kembali geliat bisnis sektor logistik.

Paling tidak, dibutuhkan waktu sekitar 1 bulan sampai 2 bulan untuk bisa kembali menumbuhkan sektor logistik. Dengan catatan, daya beli masyarakat bisa terjaga.

"Permasalahan sekarang ini adalah penurunan daya beli masyarakat yang sangat tajam. Sehingga barang-barang yang sudah ada di dalam gudang tidak bergerak banyak. Menurut saya, aktivitas logistik mulai aktif lagi setelah 1-2 bulan setelah penerapan new normal. Walaupun sudah aktif, masih tidak sama dengan kegiatan logistik tahun lalu," jelas Zaldy kepada Kontan.co.id, Senin (1/6).

Baca Juga: Di tengah pandemi Covid-19, SiCepat catatkan pendapatan Rp 1,15 triliun

Dengan ekonomi Indonesia yang sekitar 70% digerakkan oleh konsumsi domestik, Zaldy meminta supaya pemerintah bisa mencari terobosan kebijakan agar daya beli masyarakat bisa kembali meningkat.

Menurutnya, pasca Lebaran, belum ada peningkatan dari aktivitas logistik. "Setelah Lebaran kita belum melihat peningkatan aktivitas logistik, bahkan untuk persiapan new normal," tandas Zaldy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×