kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ari Soemarno membantah ikut impor minyak Libia


Selasa, 27 September 2016 / 10:14 WIB
Ari Soemarno membantah ikut impor minyak Libia


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Adanya kesalahan komposisi pembelian minyak mentah Libia dari Glencore sebanyak dua kargo atau setara dengan sekitar 1,2 juta barel memunculkan spekulasi. Salah satunya, mengaitkan keterlibatan Ari Soemarno, mantan Direktur Utama PT Pertamina, dalam proyek itu.

Seperti diketahui, pesanan pada pengiriman September ini terdiri dari 70% sarir crude (jenis super heavy) dan 30% mesla, tetapi yang ke kilang Balikpapan malah 70% mesla dan 30% sarir. Ini menimbulkan aroma tak sedap atas kesalahan komposisi itu.

Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Hanura Inas Nasrullah Zubir mengungkapkan, telah terjadi keanehan dalam proses pembelian minyak dari Glencore. Terutama karena minyak blending Sarir Mesla yang merupakan komposisi minyak yang tidak umum dan jarang di pasaran.

Menurut dia, belum pernah ada di pasar penawaran-penawaran seperti itu. "Nah yang baru ini saya belum pernah dengar. Ini kerjaannya siapa? Kami ingat beberapa tahun lalu ada nama zatapi crude yang dikerjain Ari Soemarno. Saya bisa saja menduga ini kerjaannya Ari Soemarno lagi," tuding Inas.

Selain itu, Inas juga mencurigai pemilihan komposisi crude jenis sarir dan mesla tersebut tanpa tes terlebih dahulu di kilang Pertamina. "ISC Pertamina harus buktikan, kan ada program masukan crude ini keluarnya seperti apa. ISC harus membuktikan itu dulu, baru membeli crude. Crude asalnya sesuai tidak dengan spesifikasi kilang?," kata Inas.

Namun, Inas yang dimintai bukti-bukti keterlibatan Ari Soemarno dalam kisruh impor minyak dari Libia itu malah melarang KONTAN menanyakan soal bukti.  "Wah, Anda tidak boleh bertanya seperti itu kepada DPR," kata dia.

Yang terang, Ari Soemarno  membantah tuduhan Inas. Ia menyatakan, sejak meninggalkan Pertamina pada tahun 2009, dirinya tidak pernah terlibat sekali pun dalam urusan pembelian atau penjualan minyak atau Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertamina.




TERBARU

[X]
×