kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,75   -7,60   -0.82%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asosiasi Hortikultura desak pemerintah berupaya maksimal turunkan harga bawang putih


Jumat, 03 Mei 2019 / 17:05 WIB
Asosiasi Hortikultura desak pemerintah berupaya maksimal turunkan harga bawang putih


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Dalam tiga bulan terakhir, harga bawang putih meningkat tajam. Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) rata-rata bawang putih telah mencapai Rp 56.500 per kilogram (kg) pada Kamis, (3/5) ini. Harga tersebut meningkat 123,76% dibandingkan rata-rata harga bawang putih pada Februari 2019 yang sebesar Rp 25.250 per kg.

Bahkan untuk mengatasi kenaikan harga tersebut, pemerintah telah mengeluarkan Surat Persetujuan Impor (SPI) bawang putih sebanyak 115.000 ton. Namun, langkah ini dinilai belum ampuh menekan harga bawang putih di pasar.

Ketua Asosiasi Hortikultura Nasional (AHN) Anton Muslim Arbi mengatakan, selain impor, pemerintah perlu mengambil langkah ekstra dan koordinasi lintas lembaga untuk menekan harga bawang putih.

"Untuk bawang putih ini jangan sampai pemerintah kalah dengan kartel. Sekarang harga Rp 45.000 - Rp 50.000 misalnya, ini bisa turun sampai Rp 20.000 per kg. Kita memiliki KPPU atau otoritas lain mana yang bisa mencari dimana masalahnya, jangan sampai harga dikendalikan oleh spekulan," tutur Anton kepada Kontan.co.id, Jumat (3/5).

Untuk itu, ia mendesak pemerintah turun untuk memastikan penurunan harga bawang putih tanpa harus menunggu bawang impor masuk pasar dulu. Sebab menurutnya, seharusnya ketika izin dibuka, maka harga bawang putih sudah perlahan mulai turun. "Mestinya sudah turun, tak perlu menunggu bawang-nya diguyur ke pasar. Kan sudah tahu akan ada barang baru yang masuk," tambah Anton.

Selain itu, Anton mendesak pemerintah agar lebih serius menjalankan program penanaman bawang putih dalam negeri dan mengendalikan volume impor sehingga kebutuhan bawang putih dapat dipenuhi dari dalam negeri. "Volume impor ini sebaiknya diatur, misalnya impor 50% dan 50% dipenuhi dalam negeri, itu pasti akan menggairahkan petani menanam bawang putih," jelas Anton.

Terkait kenaikan bahan pangan lain seperti bawang merah dan cabai, Anton menyarankan pemerintah mencari upaya mendistribusikan bahan pangan dari pusat produksi ke wilayah lain yang membutuhkan, supaya harga dapat merata.

Menurutnya, harga bawang merah atau cabai yang berfluktuasi tergantung kondisi panen di lapangan. Bila panen terkendala cuaca maka akan berpengaruh pada harga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×