kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,08   6,72   0.72%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Astra Honda Motor (AHM) sebut pasar sepeda motor listrik dalam negeri masih menantang


Minggu, 26 Januari 2020 / 23:08 WIB
Astra Honda Motor (AHM) sebut pasar sepeda motor listrik dalam negeri masih menantang
ILUSTRASI. Petugas pemasaran pembiayaan sepeda motor melayani konsumen di salah satu diler di Tangerang Selatan, Minggu (26/5). Pertumbuhan kredit sepeda motor naik hingga 10 sampai 15% di bulan Ramadhan jelang lebaran./pho KONTAN/Carolus Agus Wluyo/26/2019.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Pasar sepeda motor listrik diproyeksikan akan terus mengalami pertumbuhan. Mengutip data proyeksi Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), dengan compound annual growth rate (CAGR) sebesar 4,6%, pasar sepeda motor listrik dalam negeri diperkirakan akan terus mengalami peningkatan dari yang semula sebesar  100.000 unit di tahun 2019 menjadi 1,8 juta unit pada 2030 mendatang.

Hal ini tidak terlepas dari sejumlah asumsi seperti misalnya pertumbuhan ekonomi yang konsisten, pengembangan infrastruktur yang berkelanjutan, penetrasi kendaraan roda dua di area rural, pertumbuhan segmen kelas menengah, dan pengenalan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

Baca Juga: Honda masih tunggu petunjuk teknis aturan bebas pajak kendaraan listrik di Jakarta

Meski demikian, hal ini bukan berarti bahwa jalan yang harus ditempuh oleh pabrikan motor terbilang mulus dan bebas hambatan. General Manager Corporate Communication PT Astra Honda Motor (AHM) Ahmad Muhibbuddin mengatakan pasar sepeda motor listrik dalam negeri masih memiliki banyak tantangan.

Dari segi harga, sepeda motor listrik masih relatif lebih mahal dibanding sepeda motor konvensional. Di samping itu, teknologi baterai yang ada pada saat ini juga dinilai masih belum maksimal dalam menunjang penggunaan motor listrik dengan jarak tempuh yang jauh.

Menyikapi kondisi yang demikian, agen pemegang merek (APM) yang mengembangkan dan memproduksi PCX Electric di pabrik AHM Sunter ini lebih memilih untuk mengomersialisasikan sepeda motor listriknya dengan menggunakan skema rental melalui penyewaan secara business to business (B2B) dengan menyasar beberapa perusahaan seperti misalnya Grab, Gojek, dan lain-lain alih-alih melakukan penjualan secara massal.

Baca Juga: Dapat insentif pajak, mobil listrik bakal kian laris

Untuk menunjang usaha penyewaan tersebut, AHM menyediakan layanan purna jual mulai dari penyediaan charging station hingga emergency road assistant. Selain itu AHM juga menyiapkan battery swap station di sebanyak 13 lokasi.

Hingga saat ini, pria yang akrab dengan sapaan Muhib tersebut mengaku belum bisa memperkirakan kapan pihaknya akan mulai menjual produk sepeda motor listriknya secara massal ke pasaran. “Kami sedang pelajari seperti apa ke depannya,” ujar Muhib kepada Kontan.co.id (26/01).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×