kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Atasi kebocoran, BPH Migas desak Pertamina segera digitalisasi SPBU


Kamis, 02 Januari 2020 / 20:30 WIB
Atasi kebocoran, BPH Migas desak Pertamina segera digitalisasi SPBU
ILUSTRASI. Pertamina memperkirakan konsumsi Premium hingga akhir tahun 2019 bakal mencapai 12 juta Kiloliter (KL) lebih tinggi dari kuota yang ditetapkan pemerintah sebesar 11 juta KL.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai langkah pengawasan distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM), Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mendesak Pertamina mempercepat proses digitalisasi SPBU.

Anggota Komite BPH Migas M. Ibnu Fajar menambahkan, digitalisasi cukup efektif dalam mengawasi penyaluran BBM khususnya Jenis BBM Tertentu (JBT) atau BBM bersubsidi dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP).

"Ini sepanjang pihak penyalur SPBU menerapkannya secara konsisten," ungkap dia, hari ini. Kendati demikian, Ibnu memastikan tingkat efektivitas baru dapat dipastikan pasca upaya digitalisasi diterapkan sepenuhnya.

Untuk itu, BPH Migas meminta Pertamina untuk segera merampungkan digitalisasi terhadap 5.515 SPBU. Selama ini pihaknya menyoroti wilayah yang terdapat banyak perkebunan sawit dan pertambangan sebab disinyalir banyak terjadi penyalahgunaan BBM subsidi dan penugasan.

Baca Juga: Percepatan digitalisasi Noozle, Pertamina siap beri insentif Rp 5 per transaksi

Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, sebenarnya langkah digitalisasi terbilang efektif dalam memonitor pasokan BBM dari terminal BBM hingga ke konsumen.

"Terkait dengan distribusi BBM, jadi bisa terinfokan secara real time, SPBU mana yang BBM jenis apa yang berpotensi segera habis," kata dia, kepada Kontan.co.id, Kamis (2/1).

Nantinya, integrasi digitalisasi yang diterapkan oleh Pertamina dilakukan secara bertahap mulai dari Terminal BBM hingga SPBU seperti pemasangan automated tank gauge (ATG) di Terminal BBM (TBBM) ) dan di SPBU.

Sekedar infromasi, ATG adalah alat untuk mengukur volume cairan di tanki penyimpanan BBM baik di TBBM dan tanki pendam di SPBU sehingga tidak perlu di ukur secara manual. Terobosan ini dinilai dapat mencegah human eror dan fraud.

Menurut Fajriyah, kelangkaan BBM dapat teratasi lewat digitalisasi SPBU. Sayangnya, dia masih enggan buka-bukaan soal nilai investasi program ini.

Baca Juga: Banjir dera kawasan Jabodetabek, Pertamina pastikan distribusi BBM dan LPG aman

Sebelumnya, Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa atau yang kerap disapa Ifan menerangkan, kuota JBT tahun 2020 hanya naik sebesar 5,03% dibandingkan kuota tahun 2019 yang sebesar 15,11 juta KL. Pada tahun ini, kuota JBT jenis solar subsidi ditetapkan sebesar 14,5 juta KL dan minyak tanah sebanyak 0,61 juta KL.

Ifan menyebut, kuota solar subsidi tahun 2019 sudah jebol. Ia memaparkan, hingga 29 Desember 2019, solar subsidi sudah over kuota sebanyak 1,28 juta KL

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×