kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bahan baku rayon bertambah, Kemenperin yakin industri TPT akan menggeliat


Minggu, 23 Februari 2020 / 12:10 WIB
Bahan baku rayon bertambah, Kemenperin yakin industri TPT akan menggeliat
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo mengibarkan bendera saat melepas keberangkatan truk kontainer berisi serat rayon untuk diekspor ke Turki sebanyak 10.190 ton, di pabrik Asia Pacific Rayon (APR), Kabupaten Pelalawan, Riau, Jumat (21/2/2020). APR memproduksi serat rayo


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri tekstil dan produk tesktil (TPT) diyakini akan semakin tumbuh berkembang dengan ketersediaan bahan baku dari dalam negeri. Diharapkan, terdongkraknya kapasitas nasional di sektor padat karya tersebut bakal mampu mensubstitusi produk impor dan mengisi pasar ekspor.

“Optimalisasi pemakaian bahan baku yang berasal dari dalam negeri menjadi sangat penting dalam mendongkrak kinerja sektor industri TPT di Indonesia,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan resminya, Minggu (23/2).

Baca Juga: Indonesia naik kelas sebagai negara maju, Kadin: Tak dapat fasilitas GSP lagi dari AS

Agus mendampingi Presiden Joko Widodo dalam peresmian fasilitas baru milik Asia Pacific Rayon (APR_ yang menelan nilai investasi sebesar Rp 15 triliun (US$ 1,1 miliar) di Riau. Agus memberikan apresiasi kepada APR atas realisasi penanaman modalnya membangun pabrik tersebut.

“Ini merupakan suatu langkah yang luar biasa, karena pabrik merupakan satu-satunya yang terintegrasi, dari mulai pembibitan pohon yang kayunya menjadi bahan baku rayon, sampai proses produksinya itu sendiri. Ini menurut pandangan saya, harus diangkat pada dunia, bahwa Indonesia memiliki kemampuan seperti ini,” kata Agus.

Fasilitas baru APR tersebut saat ini memiliki kapasitas produksi viscose rayon sebesar 240.000 ton per tahun, dan akan diupayakan meningkat menjadi 600.000 ton dalam beberapa tahun ke depan. Suplai bahan baku perusahaan ini telah melalui sertifikasi nasional (Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu) dan internasional (Programme for the Endorsement of Forest Certification).

Viscose rayon merupakan serat benang yang berasal dari olahan kayu dan dapat terurai secara alami. Serat rayon produksi APR tergolong material yang berkelanjutan karena berasal dari bahan baku yang terbarukan. Komoditas ini diharapkan bisa mengurangi ketergantungan impor terhadap bahan baku tekstil seperti kapas yang kebutuhannya masih belum dapat dipenuhi dari dalam negeri.

Melalui dukungan tenaga kerja langsung sebanyak 1.500 orang, pabrik APR tersebut diproyeksi mampu menghasilkan devisa hingga US$ 131 juta dan substitusi impor mencapai US$ 149 juta. “Jadi, intinya, pabrik ini merupakan lompatan yang besar dan baik untuk ekspor maupun substitusi impor,” ujarnya.

Baca Juga: Jokowi banggakan teknologi pengolah kayu jadi kain milik APR




TERBARU

[X]
×