kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bali, DKI, dan Singapura pintu masuk wisman ke RI


Senin, 23 Mei 2016 / 15:02 WIB
Bali, DKI, dan Singapura pintu masuk wisman ke RI


Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebutkan Bali, Jakarta, dan Singapura merupakan tiga kawasan "hub" atau sentra penghubung yang menjadi pintu masuk wisatawan mancanegara (wisman) ke berbagai daerah lain di Indonesia.

Arief Yahya di Jakarta, Minggu (22/5/2016), mengatakan ketiga sentra penghubung itu, pertama, Bali sebagai "hub" pariwisata. Wisman terbang ke Bali, menikmati beberapa saat di Bali, dan bisa melanjutkan perjalanan wisata ke daerah lain.

Kedua, Jakarta sebagai "hub" bisnis. Wisman berbisnis dulu di ibu kota negara, setelah itu terbang ke mana saja di seluruh penjuru Indonesia bisa tersambung dari Jakarta, untuk berwisata.

Ketiga adalah Singapura sebagai "hub" transit penerbangan. Wisman terbang ke Singapura, berwisata dan belanja di sana, setelah itu menyeberang ke Batam, Bintang, Tanjung Balai Karimun, atau melanjutkan terbang ke berbagai daerah di Indonesia.

Singapore Airlines melayani penerbangan ke-13 destinasi di Indonesia.

Ia mencontohkan Bali sebagai "hub" pariwisata yang terus menerus memiliki atraksi pariwisata, selain keindahan alamnya.

Seluruh kehidupan budaya masyarakat Bali, adalah atraksi yang memikat bagi wisatawan, termasuk soal ritual keagamaan, yang di banyak tempat menjadi eksklusif dan tidak boleh sekadar dijadikan bahan tontonan, tetapi menjadi salah satu daya tarik Bali bagi wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.

Misalnya, di Bali ada tradisi tumpek wayang. Tradisi yang akan digelar di setiap desa di Bali itu akan dilaksanakan pada Sabtu, 4 Juni 2016.

Kepala Dinas Pariwisata Bali AA Gede Agung Yuniartha mengatakan tumpek wayang akan menjadi daya tarik para wisatawan.

Tumpek wayang adalah upacara adat memperingati hari kesenian. Hari tersebut dipercaya sebagai kelahiran berbagai jenis alat-alat kesenian semisal gender, gong, barong, wayang dan lainnya yang kerap digunakan untuk kepentingan kesenian.

Upacara ini digelar pada tiap enam bulan sekali dalam sistem kalender Bali atau tiap 210 hari sekali yang termasuk dalam rentetan Hari Raya Galungan. (I Made Asdhiana)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×