kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Banyak tekanan, ekspor minyak sawit Indonesia berpotensi turun di tahun ini


Rabu, 07 Agustus 2019 / 18:05 WIB
Banyak tekanan, ekspor minyak sawit Indonesia berpotensi turun di tahun ini


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memperkirakan ekspor minyak sawit mulai dari crude palm oil (CPO) dan turunannya, biodiesel dan oleochemical berpotensi menurun tahun ini meski di semester I kinerja ekspor minyak sawit tercatat tumbuh 10%.

Potensi penurunan tersebut disebabkan tekanan yang berasal dari berbagai negara tujuan ekspor Indonesia. Misal tekanan dari Uni Eropa terkait tuduhan subsidi untuk produk biodiesel, juga penurunan ekspor ke India karena tarif bea masuk yang tak bersaing dengan Malaysia.

Baca Juga: Kabar Baik, China Akan Hapus Tarif Kuota Impor CPO

Sekretaris Jenderal Gapki Kanya Lakshmi mengatakan, penurunan ekspor tersebut tak signifikan. Meski begitu Lakshmi tak meyebut berapa besar potensi penurunan ekspor CPO. "Kalau hitung-hitungan saya mungkin 32 juta ton," ujarnya, Rabu (7/8).

Tahun lalu, Gapki mencatat kinerja ekspor minyak sawit Indonesia mencapai 34,71 juta ton atau meningkat dari tahun 2017 yang sebesar 32,18 juta ton.

Meski eskpor berpotensi menurun, dia berekspektasi masih ada peningkatan permintaan dari China dan tambahan permintaan dari negara-negara non tradisional yang sudah dijajaki Indonesia.

Baca Juga: Gapki: Serapan biodiesel dalam negeri tumbuh 144% di semester I

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud mengatakan pemerintah terus berupaya menjajaki pasar-pasar baru sekaligus mempertahankan pasar tradisional seperti India. "Sekarang kan kita perluasan pasar, kita juga komunikasi kembali ke India apa yang bisa kita pertukarkan agar mereka impor CPO dari Indonesia lebih besar lagi," tutur Musdalifah.

Laksmi menambahkan, untuk mengompensasi penurunan ekspor tersebut, meningkatkan serapan dari dalam negeri adalah langkah yang tepat. Menurutnya, bila mandatori B20 bisa dijalankan secara penuh, bisa menyerap CPO sebesar 6 juta ton. Bila B30 bisa dipercepat, maka akan ada tambahan serapan 3 juta ton.

Menurut Laksmi, saat ini pun ada upaya lain untuk meningkatkan penyerapan CPO, yakni PLN yang akan menyerap CPO secara langsung. Rencananya, serapan ini akan mencapai 3 juta ton. Menurut Laksmi, baik program B30 yang berhasil atau justru serapan PLN bisa terealisasi, setidaknya serapan CPO dari dalam negeri sudah bisa mencapai 9 juta ton.

Baca Juga: Semester I 2019, kinerja ekspor minyak sawit Indonesia tumbuh 10%

"Jadi kekurangan-kekurangan karena ekspor itu bisa kita atasi dengan penyerapan dalam negeri, baik dalam bentuk biodiesel, alternatif inovasi baru atau cara lain yang bisa dilakukan," tutur Laksmi.

Tambahan data saja, kinerja ekspor minyak sawit Indonesia di semester I tahun ini hanya tumbuh 10% yoy. Di Semester I 2019, ekspor minyak sawit Indonesia mencapai 16,84 juta ton meningkat dari semester I tahun lalu yang sebanyak 15,30 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×