kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bappenas minta BPS segera mengeluarkan data produksi jagung


Selasa, 24 Juli 2018 / 20:19 WIB
Bappenas minta BPS segera mengeluarkan data produksi jagung
ILUSTRASI. Jagung pakan ternak


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perencana utama Direktorat Pangan dan Pertanian, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Nono Rusono meminta supaya Badan Pusat Statistik segera mengeluarkan data produksi jagung. Data ini akan berfungsi untuk mengevaluasi data produksi yang telah ada.

Menurut Nono, data produksi jagung tahun 2017 yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian sebesar 27,9 juta ton. Sementara, bila produksi jagung sebanyak ini, maka angka ini sudah melebihi kebutuhan di Indonesia.

Nono menjelaskan, kebutuhan jagung pada 2017 sebesar 22,4 juta ton. Kebutuhan paling besar ditujukan untuk pakan ternak atau sekitar 50%, untuk konsumsi langsung sebesar 10%, untuk industri makanan sebesar 20%-30% dan yang tercecer sekitar 3%.

Sementara itu, saat ini tren harga jagung terus meningkat. Nono menganggap, hal ini cukup kontradiktif mengingat produksi jagung yang surplus. Dia pun mengatakan, kenaikan harga ini bisa berpengaruh pada harga pangan lain seperti telur dan daging ayam.

“Memang agak aneh dengan harga jagung naik Jadi ini perlu ada peninjauan dengan data yang ada. Karena tidak sinkron antara suplai yang tinggi dengan harga. Harusnya suplai meningkat harga turun, tapi ini suplai meningkat harga jagung tinggi. Ini akan berpengaruh pada produk pangan lainnya,” ujar Nono, Selasa (24/7).

Nono mengatakan, Kementerian Pertanian memang berhak mengeluarkan data. Namun, dia pun berpendapat, sebaiknya pelaksana program tidak mengeluarkan data produksi. Ini bertujuan supaya independensinya tetap terjaga.

“Jadi data yang dikeluarkan BPS itu kita anggap independen dan apa adanya. Sementara Kementan kan pelaksana program, sementara dia yang mengeluarkan data itu, ya sebaiknya yang mengeluarkan data adalah BPS,” kata Nono.

Nono pun mengatakan, Bappenas pun akan menunggu data produksi yang akan dikelurkan oleh BPS. Nantinya data tersebut akan digunakan untuk membuat program dan beragam perencanaan terkait pangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×