kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini perjuangan panjang Chevrolet di pasar otomotif Indonesia


Selasa, 29 Oktober 2019 / 14:14 WIB
Begini perjuangan panjang Chevrolet di pasar otomotif Indonesia
ILUSTRASI. Chevrolet


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Chevrolet merupakan salah satu produsen otomotif yang punya jasa besar di Indonesia. Pabrikan asal Amerika Serikat (AS) tersebut sudah berkontribusi terhadap Indonesia sejak 1920.

Pada zaman itu, Chevrolet yang langsung di bawah naungan General Motors (GM) cukup berjaya. Pabrik pertamanya di Tanjung Priok selalu 'ngebul' untuk memproduksi mobil berkualitas yang nantinya digunakan oleh kaum ningrat di Hinda Belanda (belum menggunakan nama Indonesia).

Kemudian pada 1938, pabrik itu ditambah kapasitasnya guna memenuhi permintaan. GM juga mulai membuka sejumlah diler resmi di beberapa kota besar untuk menawarkan merek Chevrolet, Pontiac, Cadillac, hingga Buick.

Baca Juga: General Motors resmi hentikan penjualan di Indonesia

Setelah Indonesia merdeka, tepatnya di pertengahan 1950, GM harus rela melepas pabrik utama tersebut karena beberapa hal. Satu diantaranya ialah karena permintaan atas kendaraan murah yang tahan lama mulai tinggi.

Pada periode ini pula, produsen mobil dari Jepang mulai menjajaki bisnisnya. Merek Chevrolet dan Opel, sebagaimana dilansir Reuters, pada akhirnya berpindah tangan ke PT Garmak Motor di 1970, sebuah perusahaan milik adik tiri Soeharto, Probosutedjo.

Singkat cerita, 60% kepemilikan Gamak Motor kemudian diambil alih dan berganti nama menjadi GM Indonesia di 1993. Mereka lantas mendirikan pabrik kembali di Bekasi dan memproduksi Opel Blazer dan Chevrolet model Blazer. Mobil bertanding langsung dengan Toyota Kijang.

Baca Juga: Ada insentif pajak, BMW: Akan menarik pelanggan untuk menggunakan kendaraan listrik

Sayangnya, usaha GM tidak sesuai dengan yang diharapkan. Penjualannya terus mengalami pelemahan sampai memasuki tahun 2000-an dan berujung penutupan pabrik pada 2005. Tepat pada saat industri otomotif Indonesia mulai bertumbuh signifikan, Chevrolet kembali bangkit dengan memproduksi Spin secara lokal di 2013.




TERBARU

[X]
×