kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini pilihan minuman alkohol di Indonesia


Senin, 16 Oktober 2017 / 22:56 WIB
Begini pilihan minuman alkohol di Indonesia


Reporter: Agatha Claudia Pascal | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komite Eksekutif Grup Industri Minuman Malt Indonesia (GIMMI) sekaligus Corporate Relation Director Diageo, Dendy Borman menjelaskan, sulit untuk melihat persaingan minuman beralkohol impor dan lokal.

“Minuman beralkohol impor dan lokal masing-masing punya segmen sendiri. Kalau kelas bir didominasi lokal. Kalau yang wine sama spirit didominasi oleh impor,” kata Dendy kepada Kontan.co.id, Senin (16/10).

Dendy menjelaskan bahwa sejak awal tahun secara umum, produk consumer goods sedang mengalami penurunan. “Kalau lihat tren, semua consumer good mengalami penurunan. Yang lebih diprioritaskan aja menurun, apalagi minuman beralkohol,” jelas Dendy.

Golongan C yaitu whisky dan spirit merupakan produk minuman beralkohol yang paling banyak diimpor jika dibandingkan golongan lainnya. Sedangkan secara keseluruhan, pasar minuman beralkohol di Indonesia, didominasi oleh golongan A yaitu bir, yang mana mayoritas adalah produk lokal.

Kemudian untuk golongan B yaitu wine juga ada pemain lokal dan pemain impor. Tapi karena wine hanya dicari oleh segmen tertentu maka persebarannya hanya terbatas.

“Penikmatnya relatif lebih sedikit dibandingkan golongan A. Jadi ya memang B dan C lebih kecil dari golongan A. Kalau dari sisi harga, juga relatif lebih mahal,” bilangnya.

Dendy mengatakan bahwa secara keseluruhan, kontribusi cukai yang perlu dibayarkan golongan C merupakan yang paling kecil, sehingga persebarannya cukup banyak dibanding golongan lain. Selain karena pengenaan bea cukai yang semakin ketat yang mempengaruhi sedikitnya jumlah minuman beralkohol impor, juga ada pembatasan kuota terhadap impor minol.

“Tentunya hal ini juga mempengaruhi konsumen. Jumlah yang ingin kita impor yang mempengaruhi adalah jumlah tingkat konsumsinya. Juga kalo dari supply ada sistem kuota dan cukai yang membatasi impor minol,” tutur Dendy.

Dendy juga menambahkan kalau membandingkan trendnya merupakan hal yang sulit. Karena harus melihat lagi ke segmen pasar. Dari minol impor maupun minuman beralkohol lokal, bergerak sesuai arahnya sendiri tergantung pada kebutuhannya masing-masing.

Untuk semester II-2017 Dendy menyampaikan, dengan adanya momen natal dan tahun baru, harapannya akan ada perbaikan di volume konsumsi minol impor maupun lokal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×