kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berikut ini faktor pendorong PLN dapat mencetak laba Rp 11,57 triliun di tahun 2018


Rabu, 29 Mei 2019 / 18:44 WIB
Berikut ini faktor pendorong PLN dapat mencetak laba Rp 11,57 triliun di tahun 2018


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) akhirnya merilis laporan keuangan tahun 2018. Dalam laporan tersebut, perusahaan setrum plat merah itu masih mencatatkan laba dengan pertumbuhan yang signifikan.

Pada tahun 2018 lalu, PLN berhasil meraih laba bersih sebesar Rp 11,57 triliun atau meroket 162,31% dibandingkan laba bersih tahun sebelumnya yang berada di angka Rp 4,41 triliun.

Padahal, jika dibandingkan pada periode Kuartal III-2018, PLN masih mencatatkan kerugian sebesar Rp 18,46 triliun. Rugi itu diakibatkan adanya selisih kurs mata uang asing sebesar Rp 17,32 triliun.

Menilik laporan keuangan PLN tahun 2018, laba bersih PLN terdongkrak karena perusahaan listrik BUMN itu mendapatkan tambahan pemasukan yang tercatat sebagai pendapatan kompensasi dan penghasilan lainnya.

Pendapatan kompensasi tercatat sebesar Rp 23,17 triliun, sebagai penggantian Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik beberapa golongan pelanggan yang tarif penjualannya lebih rendah. Adapun, selisih tersebut belum diperhitungkan dalam perolehan subsidi pemerintah.

Sedangkan pos penghasilan lainnya terkerek naik menjadi Rp 15,66 triliun dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 3,21 triliun. Hal ini disebabkan ada pembayaran piutang pemerintah sebesar Rp 7,46 triliun, yang mana piutang pemerintah tersebut belum diperhitungkan dalam subsidi listrik pada tahun 2017.

Di samping itu, ada juga transaksi penyesuaian harga pembelian bahan bakar dan pelumas hingga Rp 4,04 triliun. Angka itu naik sekitar 487% dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya tercatat Rp 688,33 miliar.

Meski pihaknya menorehkan laba bersih yang signifikan, namun Pelaksana Tugas (Plt.) PLN Djoko Rahardjo Abumanan mengatakan, pihaknya tidak membagikan dividen kepada pemerintah. PLN menetapkan laba bersih itu sebagai laba itu ditahan untuk biaya investasi PLN di tahun ini. "Ditahan semuanya untuk investasi," ujar Djoko saat ditemui seusai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Rabu (29/5).

Djoko bilang, investasi yang dibutuhkan PLN setiap tahun berkisar antara Rp 90 triliun hingga Rp 100 triliun. Adapun, dana investasi yang diperlukan PLN pada tahun ini sekitar Rp 99 triliun.

Untuk menutupi kebutuhan dana sebesar itu, Djoko menyebutkan, PLN masih akan mengandalkan utang. "Tetap harus tambah utang, tapi ada modal sendiri, kan kita minta itu supaya bisa dipakai untuk investasi," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×