kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Borneo Olah Sarana Sukses (BOSS) targetkan produksi 600.000 ton tahun depan


Rabu, 26 Desember 2018 / 15:30 WIB
 Borneo Olah Sarana Sukses (BOSS) targetkan produksi 600.000 ton tahun depan
ILUSTRASI. PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk (BOSS)


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk (BOSS) tahun depan menargetkan roduksi batubara sebesar 600.000 ton atau naik 50% dari target produksi tahun ini sebanyak 400.000 ton-500.000 ton.

Direktur Keuangan BOSS Widodo Nurly Sumady mengatakan, total produksi batubara sampai akhir tahun BOSS sebesar 250.000 ton lantaran alat berat yang dipesan belum sepenuhnya dapat diterima perusahaan. "Tergantung dari faktor cuaca dan tambahan alat berat yang kita pesan setelah IPO awal tahun ini," ungkapnya pada Kontan.co.id, Selasa (25/12).

Ia bilang, proses penambahan alat berat baru diterima perusahaan menjelang akhir tahun. Melalui anak usahanya yaitu PT Bangun Olahsarana Sukses (BOS) menjual batubara ke perusahaan batubara lain seperti Grup Banpu, Itochu, serta Glencore. Mayoritas batubara BOSS dijual ke Jepang, kemudian disusul dari pasar Korea Selatan dan Filipina.

Sembari mengupayakan peningkatan dan mengejar produksi batubara, BOSS masih fokus untuk memperkuat penjualan batubara ke pasar Jepang. "Negara lain yang juga jadi tujuan batubara produksi BOS seperti Taiwan, USA, Korea Selatan, Thailand, India, Vietnam, dan Bangladesh," paparnya.

Sebagai informasi, batubara BOSS memiliki kalori rata-rata sebesar 6.400kcal/kg, kandungan belerang 0,3% dan kandungan abu yang sangat rendah yaitu 3%. Sehingga, sambung Widodo, harga jual rata-rata batubara produksi BOSS Mencapai US$ 100 per ton.

Alhasil, mereka tidak begitu terpengaruh dengan adanya penurunan harga batubara beberapa bulan terakhir. Pada saat ini, Widodo menjelaskan BOSS memiliki kombinasi antara kontrak pasokan batubara jangka panjang dengan harga yang dinegosiasikan secara berkala maupun kontrak pasokan batubara jangka pendek atau spot contract yang memungkinkannya untuk mendapatkan baik kepastian volume penjualan.

"Kita masih memiliki peluang untuk menikmati kenaikan harga batubara. Kami hanya memproduksi batubara kalori tinggi dengan kadar abu dan sulfur yang sangat rendah dimana harganya lebih stabil karena lebih langka di pasaran," jelasnya.

Sementara untuk tahun depan mereka membidik produksi batubara BOSS bisa mencapai 600.000 ton karena sudah beroperasinya alat berat. "Kenaikan produksi ini karena armada alat berat sudah bisa beroperasi optimal namun dengan catatan cuaca mendukung," ujarnya.

Meski begitu mereka mengatisipasi penurunan harga jual dengan melakukan efisiensi. Guna mencapai volume produksi yang ditentukan, pada tahun depan BOSS terus mengembangkan konsesi tambang yang mereka memiliki. Widodo menambahkan, BOSS memiliki tambang dengan luas sekitar 16,000 hektare yang terbagi pada 4 anak perusahaan.

Sejauh ini mereka baru mengeksplorasi sekitar 5,335 ha atau hanya sekitar 10% dari total wilayah konsesi. "Kedepan kami sedang fokus untuk pembangunan infrastruktur khususnya untuk PT PB," tegasnya.

Sayangnya ia belum dapat menyampaikan berapa belanja modal yang disiapkan untuk membangun infrastruktur tersebut. Yang terang, Widodo menuturkan capex tahun depan bakal lebih besar ketimbang tahun ini. Pada tahun ini mereka mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 70 miliar.

Ia percaya tambang-tambang BOSS ke depannya semakin prospektif lantaran jumlah cadangan yang juga terus bertambah. Kedua area tambang BOSS memiliki jumlah sumber daya atawa resources mencapai 37.85 juta ton dengan jumlah cadangan atau reserves sebesar 15,26 juta ton batubara.

Dengan harga jual batubara yang stabil, mereka berharap mampu mencetak pendapatan Rp 300 miliar. "Untuk tahun depan target pertumbuhan pendapatan BOSS tahun depan berkisar sekitar 50%," pungkasnya. Berdasarkan laporan keuangan BOSS, sampai September 2018, mereka sudah mengantongi pendapatan sebesar Rp 182,22 miliar dengan laba bersih Rp 30,22 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×