kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BPH Migas menggandeng Kadin untuk menarik investasi di hilir migas


Rabu, 03 Februari 2021 / 06:46 WIB
BPH Migas menggandeng Kadin untuk menarik investasi di hilir migas
ILUSTRASI. BPH Migas menggandeng Kadin Indonesia untuk menarik investasi di sektor usaha hilir migas.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menggandeng Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia untuk menarik investasi di sektor usaha hilir migas. Pertemuan dilakukan secara daring pada akhir Januari 2021 lalu.

Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa menjelaskan bahwa peluang investasi terbuka bagi pelaku usaha, misalnya pada pembangunan jaringan transmisi maupun distribusi gas dengan konsesi 30 tahun. Fanshurullah mengatakan, Kadin bisa mendorong pelaku usaha untuk ikut berinvestasi di sektor hilir.

"Ini salah satu lingkup usaha yang bisa digarap, dimana Kadin bisa mendorong kalangan pengusaha anggotanya agar dapat tertarik untuk turut serta dalam pengusahaan transmisi dan distribusi gas bumi dan juga usaha pendukungnya," ungkap Fanshurullah dalam rilis BPH Migas, Selasa (2/2).

Ketua Umum Kadin Rosan Perkasa Roeslani mengatakan bahwa pihaknya juga mendorong iklim usaha yang kondusif, bersih dan transparan yang memungkinkan keikutsertaan seluas-luasnya bagi pengusaha Indonesia supaya dapat berperan efektif dalam pembangunan nasional dalam tatanan ekonomi pasar juga perekonomian global. "Keberadaan Kadin tidak hanya sampai provinsi, namun sampai dengan kabupaten/kota sehingga memungkinkan untuk membantu dan bekerjasama dengan BPH Migas sampai dengan tingkat daerah," ujar Rosan.

Baca Juga: Begini ambisi BUMN untuk membangun ekosistem industri baterai mobil listrik

Anggota Komite BPH Migas Jugi Prajogio mengungkapkan, ada tiga hal utama di bidang gas bumi yang bisa dikerjasamakan dengan Kadin. Yakni pengusahaan pipanisasi, penetapan toll fee, dan harga untuk kebutuhan jaringan rumah tangga dan pelanggan kecil.

Untuk pengusahaan pipa transmisi, BPH Migas akan melelang ruas transmisi yang dapat diikuti oleh badan usaha di bidang gas. Untuk menciptakan demand penggunaan gas bumi untuk industri dan rumah tangga, Jugi menyampaikan sebelum pipa transmisi dibangun, dalam jangka pendek dapat dibuat receiving terminal LNG berbasis Iso Tank. "Ini adalah peluang bisnis yang dapat digarap oleh pengusaha di bawah Kadin," ungkap Jugi.

Dia memberikan contoh, di Kalimantan yang mempunyai lima provinsi sangat potensial untuk dibangun pipa transmisi dan distribusi. Menurut jugi yang potensial dibangun wilayah jaringan distribusi (WJD) dengan pipa yang lebih kecil dari pipa transmisi adalah Kaltim, Kalsel, dan Kalbar.

Dilihat dari demand baik listrik maupun non listrik, Jugi menjelaskan bahwa 1 wilayah WJD antara 4 hingga 10 mmscfd. Dengan demand yang secara rutin sudah feasible, FPP produktif, dan IRR produktif, BEP ditaksir di bawah 10 tahun. “Dari LNG dulu. Kalau dapat membuat ranting dulu di Kalimantan, nanti baru ditingkatkan menjadi distribusi, tanki LNG diganti dengan pipa transmisi,” kata Jugi.

Baca Juga: Ini penyebab proyek pipa Trans Kalimantan masih mandek

Selain pengusahaan pipa transmisi, peluang usaha yang bisa diambil Kadin adalah jaringan gas untuk rumah tangga dan pelanggan kecil. “BPH Migas nanti akan membuat peraturan, kalau yang sudah ada untuk rumah tangga 1 investasinya dari APBN, untuk rumah tangga 2 investasi mandiri. Tentu ini peluang bagi Kadin untuk turut menggarap jaringan gas di apartemen, perumahan mewah, pusat perbelanjaan, dan lainnya,” jelas Jugi.

Sementara itu, Komite BPH Migas M. Lobo Balia mengusulkan adanya tindak lanjut dengan Kadin sebagai wadah pengusaha. Yakni dengan mengadakan sesi khusus ataupun expo untuk mengundang pengusaha-pengusaha migas berinvestasi.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Energi dan Migas Boby Gafur Umar sependapat bahwa pertemuan Kadin dan BPH Migas perlu diadakan kembali secara khusus dan membuat nota kesepahaman (MoU). Menurut Boby, pengusaha juga memerlukan hitung-hitungan yang feasible, dan ujungnya dapat membantu peningkatan energi.

"Semangat pemerintah untuk kerjasama dengan Kadin kita sambut baik. Yang penting pasokan gas dari mana sumbernya, lewat mana. Kalau demand tidak khawatir, pasti laku. Secara prinsip Kadin dan BPH Migas siap tindak lanjut dengan MoU, sekaligus nanti mendetailkan sektor-sektor yang bisa dikerjasamakan," pungkas Boby.

Baca Juga: ESDM buka opsi garap proyek pipa Cisem pakai APBN, BPH Migas menolak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×