kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bulog targetkan 28.200 ton gula impor masuk awal Juni 2020


Senin, 18 Mei 2020 / 17:32 WIB
Bulog targetkan 28.200 ton gula impor masuk awal Juni 2020
ILUSTRASI. Seorang pedagang menunjukkan gula pasir pasokan dari Bulog yang dijual sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) saat Operasi Pasar Gula Pasir Bulog di Pasar Bulu, Semarang, Jawa Tengah, Senin (18/5/2020). Operasi Pasar yang digelar Perum Bulog Kanwil Jateng it


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Perum Bulog menargetkan impor gula kristal putih (GKP) sebanyak 28.200 ton akan masuk pada minggu pertama Juni 2020. Ini merupakan sisa dari kuota impor GKP Bulog yang belum terealisasi.

"[Target masuk] Minggu pertama Juni 2020, karena kan di sana [India] masih lockdown, Nanti di minggu pertama Juni masih 28.200," ujar Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Tri Wahyudi Saleh  dalan video conference, Senin (18/5).

Baca Juga: Bulog sudah salurkan beras ke 933.725 keluarga penerima manfaat bansos sembako

Untuk memenuhi kebutuhan gula, pemerintah telah menugaskan Bulog untuk mengimpor GKP sebanyak 50.000 ton. Sampai saat ini, Bulog sudah merealisasikan sebanyak 21.800 ton.

Tri mengatakan, gula tersebut didatangkan dari India. Dia mengakui, proses impor ini cukup cepat mengingat Bulog baru mendapatkan izin impor pada 7 April 2020. Apalagi, India mengalami lockdown dalam beberapa waktu terakhir.

"Kemarin kena lockdown, kami dapat izin impor tangga 7 April, tanggal 5 Mei masuk sudah super cepat," kata Tri.

Baca Juga: Kementan yakin realisasi asuransi usaha tani padi mencapai 1 juta hektare di 2020

Adapun, gula sebanyak 21.800 ton tersebut pun sudah didistribusikan ke berbagai wilayah untuk menambah stok yang ada.

Misalnya, ke DKI Jakarta, sedang ada pergerakan sebesar 8.800 ton menambah stok sebanyak 4.978 ton, ke Jawa Barat begerak 3.500 ton menambah stok yang sudah ada sebanyak 2.056 ton, ke Papua ada perherakan 1.000 ton untuk menambah stok sebanyak 523 ton, ke Sumatra Utara ada pererakan 1.000 ton untuk menambah stok sekitar 654 ton dan wilayah lainnya.




TERBARU

[X]
×