kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Charta Putra bangun PLTBM di Mentawai dan Bali


Jumat, 02 Desember 2016 / 10:20 WIB
Charta Putra bangun PLTBM di Mentawai dan Bali


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. PT Charta Putra Indonesia saat ini tengah membangun pembangkit Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBM) di Kepulauan Melawai dan Bali. 

Jaya Wahono, Presiden Direktur Charta Putra, menyatakan, Charta tengah mengerjakan proyek PLTBM di Siberut, Kepulauan Mentawai dan Bali.  PLTBM yang dibangun akan menggunakan bahan dasar dari bambu yang didapatkan dari hutan kemasyarakatan. 

Nantinya masyarakat bisa merasakan dampak ekonomi dari pasokan bambu yang dijual kepada Charta Putra. PLTBM berbahan bambu ini jauh lebih murah dibandingkan energi fosil, khususnya diesel yang saat ini banyak digunakan di Mentawai.

Dia menerangkan, PLTBM ini hanya membutuhkan 1,5 kg bambu untuk menghasilkan 1 kwh. Sedangkan untuk bahan baku diesel membutuhkan 1 liter BBM untuk menghasilkan 3 kwh. 

Apalagi di daerah Mentawai dan daerah remote lain, harga solar untuk diesel bisa mencapai Rp 20.000 per liter. Artinya secara cost, bagi pengembang akan lebih menguntungkan dan dampak ke masyarakat adalah mendapatkan harga listrik yang murah.

Proyek PLTBM ini akan berkapasitas 700 KW dengan investasi sekitar US$ 300 juta. PLTBM Siberut ini proyek pertama Charta Putra dan masih dalam tahap studi kelayakan. 

Dana investasinya dapat hibah dari Amerika Serikat sekitar  US$ 300 juta dalam waktu 5 tahun. "Mudah-mudahan tahun 2018 sudah selesai, kapasitas 700 KW itu akan mengaliri 3 desa, sedangkan di seluruh pulau hanya ada 20 desa," ujarnya, ke KONTAN, Selasa (29/11).

Selain proyek di Mentawai, Charta Putra Indonesia juga akan membangun PLTBM di Bali dengan total kapasitas mencapai 10 MW dalam waktu lima tahun. Investasi yang akan digelontorkan untuk proyek tersebut diperkirakan akan mencapai US$ 30 juta.

Itu dengan asumsi per 1 MW akan membutuhkan investasi sekitar US$ 3 juta. "Saat ini, kami tengah melakukan kesepakatan dengan PLN mengenai tarif yang aturannya sudah dikeluarkan," ujar dia.

Pihaknya juga akan membangun jaringan transmisi. Tapi Charta Putra tetap akan bekerjasama dengan PLN. Yakni menjual listrik kepada PLN. 
Artinya, BUMN tersebut yang akan menarik iuran listrik dari masyarakat.

Maklum,  perusahaan swasta tidak boleh menarik iuran. "PLN tentunya akan diuntungkan karena akan mendapatkan pelanggan baru tanpa investasi," kata dia. Selain itu harga listrik yang dibeli PLN akan lebih murah dibandingkan daerah lain, Saat ini terkait harga masih negosiasi.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×