kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ConocoPhilips berhasil genjot produksi gas


Senin, 22 Mei 2017 / 09:54 WIB
ConocoPhilips berhasil genjot produksi gas


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Dupla Kartini

JAMBI. ConocoPhilips terus berusaha meningkatkan produksi gas di Lapangan Sumpal, Grissik, Sumatra Selatan. Salah satu upayanya adalah, mengoperasikan proyek fasilitas kompresi gas.

Dengan proyek itu, gas yang diproduksi perusahaan saat ini hanya 265 milion metric santdart cubic feet per day (mmscfd) bisa menjadi 310 mmscfd. Presiden CEO ConocoPhilips Indonesia BIJ Agarwal mengatakan, proyek kompresi gas tersebut digunakan untuk meningkatkan produksi gas lapangan Sumpal. "Sumpal compression project diperlukan untuk menjaga kepastian produksi Sumpal diangka maksimum 310 mmscfd," ungkapnya, dalam pembukaan di site, Sumpal, Sumatra Selatan, Minggu (21/5).

Vice President Development and Relation ConocoPhillips Joang Laksanto menambahkan, kompresi gas ini merupakan bentuk kerjasama antara ConocoPhillips dengan PT Rekayasa Industri (Rekind) sebagai production sharing contract (PSC).

Alhasil dengan bertambahnya kapasitas produksi ini, kata Joang, pihaknya langsung menyambut Perjanjian Jual Beli Gas dengan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) sebanyak 30 mmscfd dengan kontrak sampai tahun 2030.

Selain PGN juga ada pusat industri melalui PT Pertamina Gas. "Kita sedang menyiapkan aliran gasnya. Saat ini memang masih dalam pembahasan," ungka dia. Sayang, ia masih enggan menyebutkan berapa nilai kontrak tersebut

Ke depan ConocoPhilips juga akan mengembangkan kompresi gas tersebut untuk meningkatkan produksi gas Lapangan Suban, Sumatra Selatan. Yang tadinya 700 mmscfd menjadi sekitar 1.000-an mmscfd.

Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan yang hadir dalam peresmian itu mengaperesiasi upaya ConocoPhilips selaku operator lapangan migas Sumpal atas beroperasinya fasilitas pendorong produksi gas itu atau Sumpal Compression Project.

Maklum, proyek tersebut selesai lebih cepat tiga bulan dari yang sudah dijadawalkan. Asal tahu saja, proyek ini dicanangkan mulai 23 Maret 2015 lalu, yang rencana awal ditargetkan selesai pada bulan Juli 2017 mendatang. "Untuk rekan-rekan Sumpal terimakasih, karena lebih awal dari waktu yang dijadwalkan," kata Jonan.

Menurut Jonan, pelaksanaan proyek tersebut juga lebih murah 25% dari yang dianggarkan. Awalnya proyek tersebut diperkirakan memakan biaya sebesar US$ 222,9 juta, realisasinya US$ 163,6 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×